Notification

×

Iklan

Iklan

Teriakan Keadilan dari Timur: DEMA UIN Alauddin Makassar Desak Komnas HAM Usut Pembunuhan Ibu Hetina Mirip di Papua

Selasa, 27 Mei 2025 | Mei 27, 2025 WIB Last Updated 2025-05-26T16:03:58Z

Muh. Zulhamdi Suhafid

Celebes Post Makassar, — Di balik senyapnya pegunungan Papua, seorang ibu rumah tangga bernama Hetina Mirip meregang nyawa dalam pembunuhan brutal yang masih menyisakan misteri dan luka. Keheningan kasus ini sontak memantik suara lantang dari ujung timur Sulawesi Selatan—dari kampus hijau UIN Alauddin Makassar.


Presiden Mahasiswa (Presma) UIN Alauddin Makassar, Muh. Zulhamdi Suhafid, berdiri tegas mewakili nurani mahasiswa, mendesak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM RI) untuk segera mengusut tuntas peristiwa yang mengoyak rasa kemanusiaan itu.


“Kami tidak akan tinggal diam. Ini bukan hanya soal satu nyawa yang hilang, ini tentang martabat manusia yang diinjak, tentang keadilan yang diteriakkan oleh mereka yang selama ini dibungkam,” ujar Zulhamdi dalam pernyataan resminya yang disampaikan dari Kampus Samata, Gowa, Senin (26/5).

 


Panggilan Nurani dari Gowa untuk Tanah Papua


Zulhamdi menegaskan bahwa kematian Hetina Mirip harus menjadi titik balik penegakan HAM di Papua. Baginya, tragedi ini bukan sekadar kasus kriminal biasa. “Ini adalah tamparan keras terhadap sistem hukum dan keadilan kita,” katanya.


Sebagai lembaga mahasiswa tertinggi di UIN Alauddin Makassar, DEMA UINAM menyoroti betapa lemahnya perlindungan terhadap perempuan dan warga sipil Papua. Zulhamdi menyebut, dalam negara hukum, tak boleh ada satu pun warga negara—terutama perempuan dan ibu—yang merasa takut hidup di tanah kelahirannya sendiri.


“Setiap darah yang tumpah karena kekerasan adalah tanggung jawab kita bersama. Dan setiap ketidakadilan yang dibiarkan, akan melahirkan kekerasan yang lebih besar di masa depan,” ucapnya lantang.

 


Desakan Tegas: 4 Tuntutan Mahasiswa untuk Komnas HAM


Dalam pernyataan sikapnya, DEMA UINAM menyampaikan empat tuntutan kepada Komnas HAM RI:


Lakukan investigasi menyeluruh dan transparan untuk mengungkap pelaku serta motif di balik pembunuhan Hetina Mirip.


Jamin proses hukum yang adil dan setara, serta lindungi keluarga korban dan para saksi.


Ambil langkah-langkah preventif agar kasus serupa tidak terulang, melalui penguatan sistem perlindungan HAM di Papua.


Libatkan masyarakat sipil dan mahasiswa dalam pengawasan penanganan kasus.


Anak Korban Tulis Surat Terbuka ke Presiden


Yang membuat kasus ini semakin menyayat adalah fakta bahwa anak dari Hetina Mirip telah menulis surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo pada saat itu, memohon agar ibunya mendapat keadilan. Surat itu, menurut Zulhamdi, adalah jeritan paling jujur dari seorang anak yang kehilangan ibunya karena kekerasan yang tak berperikemanusiaan.


“Apakah kita masih bisa menyebut diri beradab, bila membiarkan suara anak itu tenggelam dalam hiruk-pikuk kekuasaan?” tanya Zulhamdi.

 


Papua dan Jalan Panjang Kemanusiaan


Presma UIN Alauddin juga menekankan pentingnya pendekatan humanis dan dialogis dalam menangani konflik Papua. Baginya, senjata tak pernah menjadi solusi damai, dan hukum tak boleh tunduk pada kepentingan politik.


“Islam mengajarkan kami untuk membela yang lemah dan menegakkan keadilan, di manapun ketidakadilan itu terjadi. Dan saat ini, ketidakadilan itu sedang merajalela di Papua,” ujarnya.


Ajakan untuk Bangkit Bersama


DEMA UINAM juga mengajak seluruh elemen bangsa—terutama mahasiswa, pemuda, dan aparat penegak hukum—untuk turut mengawal proses hukum kasus ini. Mereka ingin momentum ini dijadikan titik balik bangsa dalam memperkuat budaya penghormatan terhadap hak asasi manusia.


“Kami tidak hanya menuntut penyelesaian kasus ini. Kami menuntut perubahan cara pandang: bahwa setiap warga, termasuk di Papua, berhak hidup damai dan bermartabat,” tegas Zulhamdi.

 


Doa dan Harapan dari Timur Indonesia


Menutup pernyataannya, Zulhamdi menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga Hetina Mirip, dan berharap keadilan benar-benar ditegakkan.


“Kami berdoa agar arwah almarhumah diterima di sisi Allah SWT. Dan kepada negara, kami hanya meminta satu hal: jangan biarkan darah ibu itu tumpah sia-sia.”

 


Reporter: MDS
Media: Celebes Post
Tanggal Terbit: 26 Mei 2025

Berita Video

×
Berita Terbaru Update