 |
| BBM Lewat Jalur Tikus |
Celebes Post, Wajo, – Sungai yang membelah Kampung Pabelle, Kecamatan Pitumpanua, Siwa, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, kini bukan lagi sekadar jalur perahu nelayan. Investigasi Celebes Post mengungkap sungai ini telah menjelma menjadi jalur siluman pengangkutan solar bersubsidi yang diselundupkan secara terorganisir ke luar provinsi. Jejak mafia energi melibatkan pengusaha hitam, SPBU nakal, dan diduga kuat oknum aparat penegak hukum.
Modus Sungai: Solar Disusun, Diangkut, Dikirim ke Lasusua
Solar subsidi dari berbagai SPBU di Sulawesi Selatan dikumpulkan dan dimuat dalam mobil box putih yang ditutupi terpal biru, lalu diangkut ke Siwa. Sesampainya di lokasi, solar diturunkan secara sistematis di rumah-rumah panggung dan titik-titik tersembunyi di sepanjang Sungai Pabelle. Dari situ, solar dikirim menggunakan perahu tradisional menuju Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.
 | |
|
 | |
|
 | |
|
BBM Lewat Jalur Tikus
"Sudah jadi kegiatan rutin, seperti ekspedisi resmi. Ratusan jeriken keluar masuk tiap minggu,” kata salah seorang warga yang meminta identitasnya disembunyikan.
Oknum Polisi Aktif Diduga Terlibat
Penerima utama solar subsidi di Lasusua diduga kuat adalah aparat kepolisian aktif yang kemudian menyalurkan BBM bersubsidi itu ke sektor industri. Jalur distribusi resmi pun dipotong, sementara rakyat harus antre panjang untuk mendapatkan haknya.
"Yang menerima katanya polisi di sana. Solar langsung dilempar ke industri," ungkap narasumber internal yang mengawasi jalur pengiriman.
Tiga Nama Kunci: AR, FR, dan AL
Nama-nama seperti AR, FR, dan AL disebut-sebut sebagai otak di balik sindikat ini. Mereka mengatur distribusi dari hulu ke hilir, mulai dari pengambilan di SPBU, logistik mobil box, titik penyimpanan di Siwa, hingga distribusi akhir via jalur sungai.
"Terstruktur seperti perusahaan logistik. Ada jadwal, driver tetap, dan tim bongkar-muat. Semuanya berjalan rapi dan disiplin," ungkap seorang informan.
Polres Wajo Bungkam, Konfirmasi Tak Digubris
Redaksi Celebes Post telah mengirimkan permintaan konfirmasi disertai dokumentasi dan keterangan lapangan kepada Kapolres Wajo, Kasatreskrim, dan Kanit Reskrim. Namun, hingga berita ini dirilis, belum ada satu pun yang memberikan tanggapan.
Sikap diam ini memunculkan pertanyaan tajam: apakah aparat tak tahu-menahu atau justru sengaja membiarkan?
Negara Tidak Hadir, Mafia Menguasai
Skema ini jelas melanggar Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, dengan ancaman pidana maksimal enam tahun penjara dan denda hingga Rp60 miliar. Namun, nihil penangkapan hingga kini menjadi bukti lemahnya penegakan hukum.
Rakyat hanya bisa melihat solar langka di SPBU, sementara mafia menikmati keuntungan dari hak subsidi rakyat.
FPR Siap Kepung Polda Sulsel
Forum Pembebasan Rakyat (FPR), Alif Daisuri, mengecam keras praktik kejahatan energi ini. Ia memberi ultimatum kepada Polda Sulawesi Selatan untuk segera mengambil tindakan tegas.
 |
| Alif Daisuri (Forum Pembebasan Rakyat) |
“Jika dalam waktu dekat tidak ada upaya penegakan hukum terhadap jaringan mafia dan oknum aparat yang diduga terlibat, FPR akan turun langsung ke Mapolda Sulsel. Kami tidak akan tinggal diam saat hak rakyat dirampas secara terang-terangan,” tegas Alif Daisuri.
Pakar Hukum: Ini Kejahatan Sistemik
Aswandi Hijrah, SH., M.H., (LAW FIRM KEADILAN INSAN NUSANTARA) pakar hukum dan energi, menegaskan bahwa kasus ini bukan hanya pelanggaran administratif, tapi sudah masuk kategori kejahatan sistemik.
 |
| LAW FIRM (KEADILAN INSAN NUSANTARA) |
"Ini perampokan subsidi negara yang dilakukan oleh jaringan terorganisir dan menyentuh aparatur negara. Harus ada audit menyeluruh terhadap SPBU dan pemeriksaan internal terhadap aparat kepolisian di Lasusua. Jika dibiarkan, mafia akan terus menggerogoti distribusi energi nasional,” tegas Aswandi kepada Celebes Post.
Reporter: MDS – Celebes Post
Sumber: Investigasi Wilayah Siwa & Narasumber Lapangan
Lokasi: Kampung Pabelle, Kecamatan Pitumpanua, Siwa, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan
