 |
| Kombes Pol. Karsiman |
Makassar, Celebes Post — Aksi anarkis massa kembali mencoreng wajah demokrasi di Indonesia. Saat kerusuhan pecah di depan Kantor DPRD Makassar, Sulawesi Selatan, dua kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) yang menjadi instrumen vital penegakan hukum lalu lintas justru menjadi sasaran amukan.
Dirlantas Polda Sulsel Kombes Pol. Karsiman, didampingi Kasubdit Gakkum AKBP Amin Toha dan Kasat PJR AKBP Mamat Rahmat, langsung meninjau lokasi pasca-perusakan. Mereka mendapati kondisi mengenaskan: kamera ETLE beserta perangkat pendukung seperti lampu flash, infra red, server, router, hingga tiang penyangga hancur berantakan.
“Kerusakan ini menyebabkan dua titik ETLE di Makassar lumpuh total. Kerugian ditaksir lebih dari Rp1 miliar. Ini bukan hanya masalah materi, tetapi juga penghancuran instrumen hukum negara,” tegas Karsiman dalam keterangannya.
Peristiwa tersebut menambah daftar panjang aksi massa yang kerap berubah menjadi anarkis dengan merusak fasilitas negara. Padahal, ETLE merupakan program modernisasi Polri dalam menegakkan disiplin lalu lintas tanpa tatap muka, yang diharapkan mampu menekan angka pelanggaran jalan raya di Indonesia.
Polri berjanji akan mengusut tuntas kasus ini. Pelaku perusakan fasilitas publik dapat dijerat pasal pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 406 KUHP tentang perusakan barang milik negara, dengan ancaman hukuman hingga dua tahun delapan bulan penjara, serta pasal-pasal lain terkait perbuatan anarkis.
“Ini serangan terhadap negara. Kami tidak akan tinggal diam. Siapa pun pelakunya, akan kami kejar dan proses hukum,” tambah Karsiman dengan nada keras.
Insiden ini menimbulkan sorotan luas di tingkat nasional. Banyak pihak menilai, jika aparat tidak tegas, aksi anarkis semacam ini akan terus berulang dan mengancam keberlangsungan program negara di berbagai sektor.
@mds/ddl
