 |
| Dosen UIM |
CELEBES POST — Makassar. Kasus dugaan peludahan terhadap seorang kasir swalayan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang melibatkan seorang dosen Universitas Islam Makassar (UIM), Amal Said, kini menjadi sorotan publik. Meski laporan telah masuk ke kepolisian, Amal berharap persoalan ini dapat diselesaikan melalui jalur kekeluargaan tanpa harus berlanjut ke ranah hukum.
Insiden yang viral di media sosial tersebut berawal dari cekcok antara Amal dan seorang kasir di sebuah swalayan. Dalam kejadian itu, korban melaporkan telah diludahi oleh pelaku. Laporan kemudian diterima pihak Polsek Tamalanrea.
Pihak terlapor adalah dosen UIM, Amal Said. Sementara korban merupakan seorang perempuan yang bekerja sebagai kasir di swalayan tersebut.
Peristiwa terjadi di sebuah swalayan yang berada di wilayah Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar.
Kasus ini mencuat dan menjadi viral pada Sabtu, 27 Desember 2025, setelah korban melapor ke pihak kepolisian.
Amal membantah tudingan bahwa dirinya menyerobot antrean. Ia mengaku hanya berpindah ke meja kasir yang kosong dan merasa tersinggung ketika mendapat teguran.
“Saya kan dituduh menyerobot antrean. Sebenarnya tidak. Saya itu pindah dari antrean yang tujuh orang ke antrean yang kosong. Tidak benar itu saya ucapnya,” ujar Amal.
Amal mengatakan telah dihubungi pihak kepolisian usai laporan korban diterima. Ia mengaku siap mengikuti proses hukum bila diperlukan, namun tetap berharap penyelesaian secara damai bisa ditempuh.
“Sudah ada komunikasi antara polisi, pihak kampus, dengan pihak swalayan untuk diselesaikan secara kekeluargaan,” jelasnya.
“Saya dihubungi tadi. Saya tidak berharap begitu (diproses hukum), tapi kalau terpaksa apa boleh buat. Ada mau klarifikasi juga,” tambahnya.
Upaya Mediasi Berjalan
Menurut Amal, komunikasi antara pihak kepolisian, kampus, dan swalayan sudah terjalin. Ia berharap semua pihak menahan diri dan membuka ruang dialog agar kasus ini tidak berkepanjangan.
DDL CP
