Notification

×

Iklan

Iklan

Polisi Gugur dalam Tugas: Pemakaman Briptu (Anumerta) Farras Nabhan di Palembang Berlangsung Khidmat

Jumat, 24 Januari 2025 | Januari 24, 2025 WIB Last Updated 2025-01-24T08:38:38Z

Polisi Gugur dalam Tugas: Pemakaman Briptu (Anumerta) Farras Nabhan di Palembang Berlangsung Khidmat 

CELEBES POST, Palembang – Suasana haru menyelimuti prosesi pemakaman Briptu (Anumerta) Farras Nabhan Athallah (23) yang berlangsung di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (22/1/2025). Pemakaman dilakukan dengan upacara kedinasan oleh jajaran Polres Lahat dan Polda Sumsel sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada almarhum yang gugur dalam tugas.


Briptu Farras dinyatakan meninggal dunia di RSUD Basemah Pagar Alam setelah mengalami luka serius saat bertugas. Jenazahnya dibawa ke rumah duka di Vila Gardenia 4, Kecamatan Alang-alang Lebar, Palembang, sebelum dimakamkan sekitar pukul 17.32 WIB.


Dalam upacara pemakaman, Kabaglog Polres Ogan Ilir, Kompol Ahmad Fauzi, yang juga merupakan ayah almarhum, tampak memberikan penghormatan terakhir. Ia didampingi sejumlah pimpinan kepolisian, termasuk Kapolres dan Wakapolres Ogan Ilir, yang hadir untuk memberikan dukungan kepada keluarga.


Keluarga Minta Pengusutan Kasus


Usai prosesi pemakaman, pihak keluarga menyampaikan permohonan maaf atas nama almarhum sekaligus menyuarakan harapan agar kasus yang merenggut nyawa Briptu Farras dapat diusut hingga tuntas.


"Kami berharap pihak kepolisian dapat mengungkap pelaku yang menyebabkan kepergian anak kami. Kami ingin mengetahui dengan jelas kronologi kejadian ini," ujar Hidayat, paman almarhum, saat memberikan pernyataan mewakili keluarga.


Briptu Farras yang merupakan anggota BA Satresnarkoba Polres Lahat gugur saat menjalankan tugas penggerebekan di sebuah rumah tersangka kasus narkoba di Kabupaten Lahat. Kejadian tersebut terjadi pada Rabu dini hari sekitar pukul 03.30 WIB.


Polisi Gugur dalam Tugas: Pemakaman Briptu (Anumerta) Farras Nabhan di Palembang Berlangsung Khidmat


Penjelasan dari Polres Lahat


Kapolres Lahat, AKBP G. Parlasro S. Sinaga, menjelaskan bahwa almarhum gugur dalam upaya pengungkapan kasus peredaran narkotika di wilayah tersebut. Saat proses penegakan hukum berlangsung, tersangka melakukan perlawanan yang mengakibatkan Briptu Farras mengalami luka fatal.


"Almarhum gugur sebagai pahlawan dalam tugas memberantas penyalahgunaan narkoba. Peristiwa ini menunjukkan risiko besar yang dihadapi anggota kepolisian dalam menjaga masyarakat dari ancaman narkoba," ujar Sinaga dalam sambutannya saat upacara pemakaman.


Kapolres menegaskan bahwa peristiwa ini akan menjadi motivasi bagi jajarannya untuk semakin memperkuat upaya pemberantasan narkoba. "Perjuangan almarhum akan kami teruskan. Kami tidak akan mundur dalam melawan penyalahgunaan narkotika. Ini adalah tanggung jawab kami untuk melindungi masyarakat," tegasnya.


Penegakan Hukum dan Perjuangan Tanpa Henti


Kehilangan Briptu Farras menjadi pengingat akan beratnya tugas aparat kepolisian dalam memberantas kejahatan narkoba. Polda Sumsel dan Polres Lahat berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan almarhum demi menciptakan lingkungan yang bebas dari ancaman narkotika.


Upacara pemakaman ini tidak hanya menjadi penghormatan terakhir bagi Briptu Farras tetapi juga menjadi simbol semangat untuk terus melawan peredaran narkoba di Sumatera Selatan.


Polisi seringkali berada dalam posisi serba salah


Farid Mamma, SH., M.H., juga menyoroti dilema yang dihadapi aparat kepolisian dalam operasi penangkapan bandar narkoba, terutama ketika mereka terpaksa menggunakan kekuatan mematikan dalam situasi yang sangat berbahaya. "Polisi seringkali berada dalam posisi serba salah, di satu sisi mereka dituntut untuk melaksanakan tugas dengan tegas dan profesional, tetapi di sisi lain, mereka harus mempertimbangkan konsekuensi dari setiap tindakan mereka," ungkap Farid.


Farid Mamma, SH., M.H


Menurut Farid, meskipun penggunaan senjata oleh polisi adalah hak mereka dalam situasi yang mengancam keselamatan, keputusan ini seringkali menimbulkan dilema moral dan sosial yang sangat berat. "Di lapangan, ketika berhadapan dengan bandar narkoba yang biasanya dilengkapi dengan senjata dan kekuatan besar, tindakan tegas dan cepat adalah satu-satunya pilihan untuk melindungi diri dan masyarakat. Namun, kita juga menyadari bahwa setiap nyawa yang hilang, seperti yang dialami oleh Briptu Farras Nabhan, adalah tragedi yang tidak bisa kita anggap enteng," jelasnya.


Farid menambahkan, kasus seperti ini menunjukkan betapa besar tantangan yang dihadapi aparat dalam memberantas kejahatan terorganisir yang melibatkan narkoba. "Keputusan untuk menembak, meskipun dalam rangka mempertahankan keselamatan, tetap memiliki dampak yang luas. Saya berharap bahwa setelah kejadian ini, kita bisa mengevaluasi kembali prosedur operasional standar (SOP) dalam operasi penangkapan dan mencari cara-cara untuk meningkatkan perlindungan bagi aparat yang bertugas tanpa harus mengorbankan nyawa siapa pun," tegasnya.


Sebagai penutup, Farid mengingatkan bahwa meskipun aparat keamanan selalu berhadapan dengan situasi yang penuh risiko, kita sebagai masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk mendukung mereka, baik dalam bentuk kebijakan yang lebih baik maupun apresiasi terhadap dedikasi mereka. "Semoga pengorbanan Briptu Farras Nabhan menjadi pengingat bagi kita semua bahwa keamanan adalah harga yang tak ternilai," pungkas Farid.


(MDS)

Berita Video

×
Berita Terbaru Update