![]() |
Foto Bersama Rapat Koordinasi dan Evaluasi Kinerja RT/RW Triwulan II Tahun 2025 |
Makassar, Celebes Post – Balai Pertemuan Masyarakat di Kelurahan Jongaya sore itu tidak hanya menjadi saksi agenda rutin, tetapi berubah menjadi arena dialog yang sarat pesan, semangat pembaruan, dan suara-suara kritis. Rapat Koordinasi dan Evaluasi Kinerja RT/RW Triwulan II Tahun 2025, yang digelar Senin (16/6/2025), menjadi bukti hidupnya denyut demokrasi di tingkat akar rumput.
Acara yang dimulai pukul 13.00 Wita ini menghadirkan wajah-wajah penting: Camat Tamalate, Lurah Jongaya, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Ketua LPM, Imam Kelurahan, serta seluruh Plt Ketua RT dan RW se-Kelurahan Jongaya. Suasana berjalan formal, namun hangat, dipenuhi antusiasme dan harapan akan perubahan.
![]() |
Lurah Jongaya dan Sekretaris Camat Tamalate |
![]() |
Bhabinkamtibmas dan Babinsa Kelurahan Jongaya |
Pesan Tegas: Jangan Jadi Penyebar Hoaks!
Salah satu momen paling menyita perhatian datang dari Sekretaris Camat Tamalate, yang mengawali arahannya dengan peringatan keras.
“Adab itu penting. Jangan karena pegang jabatan RT atau RW lalu merasa paling tahu segalanya. Kita ini pelayan masyarakat, bukan penyebar hoaks! Jangan sok tahu,” tegasnya, disambut gelak tawa para peserta yang menangkap ironi dalam ungkapan tersebut.
![]() |
Foto Bersama PLT RT/RW Kelurahan Jongaya |
![]() |
Petugas Pusat Pelayanan Kelurahan Jongaya |
Pernyataan itu menjadi penanda penting: peran RT/RW tak boleh direduksi hanya pada urusan birokrasi, tetapi juga sebagai penjaga stabilitas sosial di era informasi yang rawan disalahgunakan.
Run Kanal: Strategi Lurah yang Menyegarkan
Tak kalah menarik, Lurah Jongaya, Muhammad Aditya Utama Putra, S.STP, memperkenalkan program unggulan yang akan digelar dalam waktu dekat: Run Kanal, bagian dari program prioritas Pemerintah Kota Makassar.
“Run Kanal bukan sekadar lari-lari. Ini adalah gerakan pemulihan kanal sebagai ruang publik yang sehat, aman, dan produktif,” ucapnya dengan semangat.
Gerakan ini dirancang bukan hanya untuk mempercantik lingkungan, tetapi juga membangkitkan kesadaran kolektif warga agar menjaga kanal sebagai identitas ruang hidup yang bermartabat.
Seklur: Kolaborasi Bukan Sekadar Wacana
![]() |
Kasi Pemberdayaan Masyarakat, Kasi Pemerintahan, Seklur, Lurah Jongaya, Sekcam Tamalate Kota Makassar |
Sekretaris Kelurahan Jongaya menegaskan bahwa pelayanan publik yang baik tidak bisa dilakukan sendirian.
“Tanpa kerja sama antara RT, RW, LPM, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan tokoh masyarakat, kita hanya akan berjalan sendiri-sendiri. Kolaborasi adalah kunci,” ujarnya.
Pernyataan ini memperkuat makna rapat sebagai ruang konsolidasi, bukan hanya laporan triwulan semata.
Indikator Kinerja Masih Berlaku, Tapi Bisa Diperbarui
![]() |
Panelis Pemerintah Kelurahan Jongaya Kecamatan Tamalate |
Reni, Kepala Seksi Pemerintahan, menyampaikan bahwa 9 indikator kinerja RT/RW masih menjadi acuan utama dalam evaluasi dan pemberian insentif. Namun, ia membuka kemungkinan adanya sistem penilaian baru yang lebih akuntabel dan sesuai perkembangan zaman.
“Indikator itu masih acuan kita. Tapi zaman terus bergerak, bisa saja ada sistem baru yang lebih adaptif,” katanya bijak.
Ia juga menekankan pentingnya kapasitas, integritas, dan transparansi bagi semua unsur RT/RW.
Tupoksi Harus Dikuasai: Jangan Asal Tandatangan!
Lilis Suliani, Kasi Pemberdayaan Masyarakat, menyoroti pentingnya pemahaman tugas pokok dan fungsi (tupoksi) RT dan RW, terutama dalam penerbitan surat-surat penting.
“RT dan RW harus tahu batas kewenangannya. Jangan asal tandatangan. Validasi data itu penting,” tegasnya.
Surat keterangan usaha, tidak mampu, hingga keterangan nikah harus dikeluarkan dengan tanggung jawab penuh.
Suara dari Akar Rumput: Aspirasi Mengalir
![]() |
Imam Jongaya, Ketua LPM, Bhabinkamtibmas dan Babinsa Kelurahan Jongaya |
Rapat ini juga memberi ruang bagi peserta untuk menyampaikan berbagai persoalan:
Iuran sampah yang belum merata antar lingkungan RT/RW.
Stempel resmi RT/RW yang belum distandarisasi dan kerap membingungkan warga.
Penilaian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dianggap tidak transparan dan sulit diakses warga.
Permintaan Imam Kelurahan agar ruang Balai Pertemuan diberi fasilitas pendingin dan stempel khusus untuk blangko nikah agar proses administrasi berjalan lebih baik.
Catatan Redaksi: Demokrasi Mikro yang Bergerak
![]() |
Peserta RT /RW Kelurahan Jongaya |
Rapat seperti ini bukan sekadar rutinitas, melainkan ruang belajar kolektif. Ketika seorang camat bicara etika, lurah bicara ruang publik, dan para kasi bicara sistem kerja—yang sedang berlangsung adalah perbaikan dari dalam.
Kini, pertanyaannya tinggal satu:
Apakah RT dan RW siap menanggalkan ego, menumbuhkan kolaborasi, dan menjaga etika dalam pelayanan masyarakat yang makin kompleks?
Jika ya, maka Jongaya bukan hanya kelurahan. Ia bisa menjadi model perubahan dari tingkat paling bawah, yang membawa harapan nyata bagi masa depan birokrasi yang lebih bersih dan berdaya.
CELEBES POST
Makassar, 16 Juni 2025
Penulis: MDS
Lokasi: Balai Pertemuan Masyarakat Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate, Makassar