Makassar Celebes Post, - Suasana haru namun penuh ketegasan mewarnai prosesi serah terima jabatan Kepala SMK Negeri 2 Makassar pada Jumat, 1 Agustus 2025. Pergantian kepemimpinan dari Muh. Kasim Sainong, S.Pd., M.M. kepada Mansyur, S.Pd. sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Sekolah tak sekadar rotasi administratif, tetapi menjadi momentum reflektif bagi arah masa depan pendidikan vokasi di Sulawesi Selatan.
Selama masa kepemimpinannya, Muh. Kasim dikenal fokus pada pembangunan fisik dan pembenahan lingkungan sekolah. Sejumlah fasilitas seperti panggung upacara, taman baca, panggung seni, serta area teduh di depan aula berhasil diwujudkan. Lebih dari itu, ia dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap siswa, bahkan menjadi orang tua asuh bagi peserta didik dari keluarga kurang mampu.
Namun, ia menyadari, pembangunan fisik hanyalah fondasi awal. Tantangan utama justru terletak pada kualitas lulusan dan relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja.
Apa yang saya bangun baru langkah awal. Tantangan sebenarnya adalah mencetak lulusan berkualitas dan siap kerja. Saya berharap pimpinan berikutnya bisa lebih progresif dan inovatif,” Ujar Muh. Kasim.
Dalam keterangannya, Mansyur, S.Pd. menyatakan kesiapannya memimpin SMKN 2 Makassar meski dengan status sebagai PLT. Ia menegaskan bahwa status tak boleh menjadi alasan untuk menunda tanggung jawab.
Saya ini orang lapangan. Saya tahu betul kebutuhan SMK: kemitraan industri, praktik nyata, dan inovasi pembelajaran. SMKN 2 harus jadi barometer pendidikan vokasi di Indonesia Timur,” Tegasnya.
Ia juga menyoroti lemahnya link and match antara lulusan SMK dan dunia kerja. Ke depan, ia berkomitmen memperkuat kerja sama industri serta menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan pasar tenaga kerja yang dinamis.
Baik Muh. Kasim maupun Mansyur sepakat bahwa pembangunan sekolah tak boleh berhenti di aspek fisik. Peningkatan kualitas SDM, pembaruan manajemen pembelajaran, dan penguatan karakter siswa harus menjadi prioritas utama.
Pendidikan vokasi bukan sekadar membangun ruang kelas, tapi membangun masa depan. SMKN 2 harus mencetak lulusan yang kompeten, adaptif, berintegritas, dan berdaya saing tinggi,” Ungkap keduanya.
Pergantian kepemimpinan juga mengundang respons dari para alumni. Jupri, alumni angkatan 1990 sekaligus pemerhati sosial, menegaskan pentingnya menjaga jati diri SMK sebagai rumah sosial bagi anak-anak dari keluarga sederhana.
Jangan hanya kejar pembangunan fisik. SMK harus jadi benteng pendidikan bagi masyarakat bawah, bukan sekadar institusi pelatihan formal,” Ujarnya.
Sementara itu, Muslimin Yunus, alumni 2000 dan pengamat pendidikan, menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap jurusan dan kualitas pengajar.
SMK akan sulit maju kalau gurunya tertinggal dari perkembangan teknologi dan industri. Ini bukan soal ruang praktik, tapi soal kualitas manusia di dalamnya,” Tegasnya.
Sebagai salah satu SMK tertua dan terbaik di Sulawesi Selatan, SMKN 2 Makassar—yang berdiri sejak 1958 di Jl. Pancasila No. 15, Rappocini—telah melahirkan ribuan alumni yang tersebar di berbagai sektor industri. Sekolah ini terakreditasi A dan aktif menjalin kerja sama dengan industri nasional maupun regional untuk mendukung program Prakerin dan penyaluran kerja.
Namun demikian, di tengah tantangan lemahnya keterkaitan lulusan dengan dunia kerja, stagnasi kompetensi guru, dan ketimpangan antara urusan, pergantian kepemimpinan kali ini diharapkan mampu membawa semangat baru.
SMKN 2 Makassar tak boleh hanya menjadi pengecualian. Ia harus menjadi panutan. Sebab di sinilah, ribuan anak muda menaruh harapan-untuk memulai dan menata masa depan mereka. (*411U).
Laporan : Restu (411U)