Notification

×

Iklan

Iklan

Duka di Teluk Bayur: Shelter Warga Tamalate Jadi Garda Terdepan Bantu Korban Kebakaran

Kamis, 25 September 2025 | September 25, 2025 WIB Last Updated 2025-09-24T16:02:34Z
Dokumentasi di Posko Korban Kebakaran 


Makassar, Celebes Post Malam itu, Minggu (21/9/2025), suasana di Jalan Teluk Bayur Dalam No. 6, Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate, mendadak berubah menjadi kepanikan. Api berkobar hebat, melahap rumah-rumah warga, meninggalkan puing-puing hitam dan tangisan kehilangan. Lebih memilukan, seorang bocah perempuan bernama Kadinda (7) ditemukan tak bernyawa, terjebak di antara amukan si jago merah.


Musibah ini bukan sekadar kisah tentang harta benda yang hangus, tetapi tentang luka dan trauma mendalam yang menimpa keluarga korban.


Solidaritas yang Bergerak Cepat


Namun di balik duka, lahirlah kepedulian. Shelter Warga se-Kecamatan Tamalate menunjukkan bahwa solidaritas bisa hadir secepat kabar menyebar. Hanya melalui koordinasi di grup WhatsApp, para pengurus segera bersepakat untuk bergerak.


Bantuan darurat berupa pakaian layak pakai, mi instan, dan kebutuhan pokok lain berhasil terkumpul hanya dalam hitungan jam. Irham Amil Ishak bersama Yusril Maliang memimpin koordinasi lapangan, berhubungan langsung dengan Rachmat Tumengkol, sosok pembina sekaligus guru dari mayoritas anak-anak korban kebakaran.


Dengan mata berkaca-kaca, Rachmat mengungkapkan, “Semua korban ini adalah anak didik saya. Mereka bukan hanya murid, tapi juga keluarga yang saya rawat dengan kasih sayang.”


Pemerintah Turut Hadir


Kabar penyaluran bantuan sempat dilaporkan kepada Kepala Bidang Perlindungan Perempuan DP3A Kota Makassar, Hj. Hafidah Djalante, S.IP. Tanpa pikir panjang, Hafidah yang saat itu sedang dalam perjalanan pulang, langsung meminta sopirnya berbalik arah dan bergabung dalam rombongan Shelter Warga menuju lokasi kebakaran.


Setibanya di lokasi, rombongan disambut hangat oleh Lurah Maccini Sombala, Rachmat Nugraha, S.STP, beserta petugas posko induk bantuan dari BPBD Makassar yang telah mendirikan tenda darurat.


Di hadapan warga, Hafidah menyampaikan rasa bangga sekaligus haru atas kepedulian yang ditunjukkan Shelter Warga.
“Inilah bukti nyata kepedulian yang sesungguhnya. Mereka tidak hanya memikirkan isu perempuan dan anak, tapi juga hadir merasakan duka korban kebakaran. Semoga bantuan ini menjadi penopang semangat warga untuk bangkit kembali,” ungkapnya.


Tak hanya berdiri di podium, Hafidah bahkan rela naik sepeda motor warga untuk meninjau rumah-rumah yang terbakar, termasuk lokasi di mana bocah Kadinda meregang nyawa.


TRC dan Relawan Bersatu


Kekuatan solidaritas kian terasa dengan kehadiran Tim Reaksi Cepat (TRC) Kelurahan Pa’Baeng-Baeng yang terdiri dari Andi Sukmawati, Erniyati, serta pengurus Shelter Warga lainnya. Kehadiran mereka memperkuat koordinasi penyaluran bantuan di lapangan.


Irham, yang mengomandoi aksi cepat itu, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pengurus Shelter Warga se-Kecamatan Tamalate.


“Hanya lewat pesan WhatsApp, semua bisa bergerak. Ini bukti nyata kebersamaan kita. Semoga semangat ini terus terjaga. Dan jangan lupa, laporan triwulan ketiga tetap harus disetor,” ucapnya, sembari menutup dengan senyum getir.


Luka yang Harus Disembuhkan


Kebakaran ini meninggalkan luka yang tak kasat mata—trauma. Anak-anak korban yang selama ini berada dalam didikan Rachmat Tumengkol kini harus menghadapi kenyataan pahit: rumah hilang, kenangan terbakar, dan seorang teman kecil, Kadinda, pergi untuk selamanya.


Shelter Warga, pemerintah, hingga relawan berharap bahwa bantuan ini bukan hanya soal materi, tetapi juga dukungan moral agar warga bisa bangkit. Lebih dari itu, tragedi ini menjadi pengingat bahwa kepedulian sosial masih hidup dan nyata di tengah masyarakat.




MDS – Celebes Post



Berita Video

×
Berita Terbaru Update