![]() |
Yandi, Ketua Umum PP IPMIL |
Makassar, Celebes Post — Kota Makassar, yang seharusnya menjadi ruang aman bagi warganya, kini berubah menjadi kota mencekam. Setiap hari, masyarakat dipaksa hidup dalam ketakutan akibat maraknya aksi pembacokan, teror geng motor, provokasi berbasis SARA, hingga pembakaran fasilitas vital. Ironisnya, kepolisian yang mestinya berdiri di garis depan perlindungan hukum justru kehilangan wibawa, bahkan dianggap takut menegakkan aturan.
Polisi Kehilangan Wibawa
Publik menilai kehadiran aparat di Makassar hanya sebatas formalitas. Polisi datang ketika korban sudah berjatuhan, bukan saat kejahatan terjadi. Senjata tajam beredar bebas di tangan geng motor yang seolah kebal hukum. Fenomena ini menimbulkan kecurigaan besar: apakah geng motor sengaja dipelihara oleh pihak tertentu? Apakah ada beking dari perwira tinggi atau aktor intelektual yang membuat aparat tak berdaya?
“Polisi seolah terjebak dalam politik takut. Takut pada jaringan gelap di balik geng motor, takut pada bayangan kekuasaan yang lebih besar. Namun yang lebih menakutkan adalah: polisi kehilangan keberanian untuk menegakkan hukum di hadapan rakyatnya sendiri,” ungkap Yandi, Ketua Umum PP IPMIL, Senin (30/9/2025).
Warga Hidup dalam Ketakutan
Kondisi ini semakin membuat warga Makassar resah. Jalanan bukan lagi ruang aman, sekolah tidak steril dari teror geng motor, bahkan pemukiman padat sering kali menjadi sasaran pelemparan batu hingga pembakaran. Situasi tersebut membuat masyarakat merasa seolah hidup tanpa perlindungan negara.
“Jika keadaan ini terus dibiarkan, Makassar akan karam dalam pusaran kriminalitas. Negara dirugikan, masyarakat terus dihantui ketakutan, dan kepercayaan publik terhadap polisi runtuh total,” tegas Yandi.
Tuntutan Pencopotan Pejabat Polisi
Atas kegagalan aparat menjalankan fungsi perlindungan hukum, PP IPMIL mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Komisi III DPR RI untuk segera mencopot sejumlah pejabat kepolisian yang dinilai tidak mampu mengendalikan situasi:
Dirintel Polda Sulsel Kombes Pol Hajat Mabrur
Dirkrimum Polda Sulsel Kombes Pol Setiadi
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya
Kasatreskrim Polrestabes Makassar AKBP Devi Sujana
“Tidak boleh ada kompromi. Kepemimpinan lemah tidak bisa dipertahankan. Jika polisi takut menindak kejahatan, berarti mereka telah mengkhianati sumpah dan mandatnya sebagai pelindung rakyat,” ujar Yandi dengan nada tegas.
Ancaman Runtuhnya Kepercayaan Publik
Krisis keamanan di Makassar bukan sekadar soal kriminalitas, melainkan juga ancaman serius terhadap legitimasi negara. Jika aparat terus membiarkan teror geng motor dan pembacokan massal, kepercayaan publik terhadap kepolisian akan runtuh. Dan ketika kepercayaan hilang, yang tersisa hanya amarah rakyat terhadap institusi yang gagal melindungi mereka.
“Makassar hari ini adalah alarm keras untuk bangsa. Jika kota sebesar Makassar saja tidak aman, bagaimana dengan daerah lain?” tambah Yandi.
MDS – Celebes Post