![]() |
| Dokumentasi Kegiatan 164 Guru Hebat |
CELEBES POST, Makassar — Suasana Hotel Dalton, Makassar, sore itu terasa berbeda. Di antara aroma kopi dan denting laptop, 164 guru dari berbagai pelosok Sulawesi Selatan tampak serius menatap layar. Jari-jemari mereka menari di atas keyboard, merangkai butir demi butir soal Tes Kemampuan Akademik (TKA) — bukan sembarang soal, tapi soal yang akan menembus panggung nasional tahun 2026.
Inilah momen penting. Sulawesi Selatan bersiap menjadi pusat lahirnya soal-soal terbaik di Indonesia.
Kegiatan bertajuk “Koordinasi Penyusunan Soal TKA Jenjang SD dan SMP” itu bukan sekadar forum teknis, tapi juga ajang pembuktian: bahwa kualitas pendidikan di timur Indonesia mampu bersaing di kancah nasional.
Misi Besar dari Timur: Sulsel Menuju Panggung Nasional
Kegiatan yang berlangsung sejak Rabu (12/11/2025) hingga Minggu (16/11/2025) ini diinisiasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia.
Tujuannya jelas — menyusun soal-soal TKA yang valid, berkualitas, dan mengukur kemampuan siswa secara adil dan berstandar nasional.
Ketua Pelaksana sekaligus Koordinator ANBK dan TKA Sulsel 2025, Iksan Sanusi, menyebut kegiatan ini sebagai “perjuangan intelektual para guru Sulsel untuk negeri.”
“Kami ingin soal-soal dari Sulawesi Selatan menjadi yang terbanyak dan terbaik di Indonesia. Ini bukan hanya tentang angka, tapi tentang harga diri dan mutu pendidikan kita,” tegas Iksan, penuh semangat.
Para Guru Hebat dari 24 Kabupaten/Kota Bersatu
Sebanyak 164 peserta hadir dari 24 kabupaten/kota di seluruh Sulawesi Selatan — guru Bahasa Indonesia dan Matematika terbaik, dosen telaah soal, fasilitator nasional, hingga admin kabupaten/kota.
Mereka datang membawa semangat yang sama: menulis sejarah pendidikan dari tanah Anging Mammiri.
Bagi banyak guru, kesempatan ini bukan hal biasa. “Rasanya seperti ikut Olimpiade akademik,” kata Rahmawati, guru SD asal Luwu Utara. “Kita bukan hanya menulis soal, tapi mencetak masa depan anak-anak Indonesia.”
Sementara Hasanuddin, guru matematika dari Bulukumba, tertawa kecil ketika ditanya soal tekanan.
“Tentu menantang, tapi menulis soal yang bagus itu seni juga. Kita harus paham logika anak-anak, tapi juga tahu bagaimana memancing daya pikir mereka. Ini seru!”
Di Balik Seriusnya Ruangan, Ada Tawa dan Pantun
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Dalton ini memang padat. Tapi di sela-sela diskusi, suasana tetap hangat. Di hari pembukaan, Iksan Sanusi memecah keheningan dengan pantun khas Makassar
yang membuat ruangan riuh tawa:
“Pisang ijo disiram santan,
Dimakan siang, enak rasanya,
Nyusun soal bikin menantang,
Demi Sulsel, semangat terus yah!”
Pantun itu bukan sekadar selingan. Ia jadi simbol: bahwa di balik angka dan kurikulum, ada kegembiraan dan cinta pada profesi guru. Setiap soal yang lahir dari ruangan itu bukan hanya tes — tapi refleksi dari semangat, ilmu, dan dedikasi.
Berpijak pada Landasan Hukum yang Kokoh
Kegiatan ini bukan tanpa dasar. Ia berlandaskan UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) yang menjamin hak warga negara atas pendidikan bermutu, serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Selain itu, kegiatan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 9 Tahun 2025 tentang TKA, serta kerja sama resmi antara Pusat Asesmen Pendidikan, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.
Pendanaannya bersumber dari APBN melalui DIPA Pusat Asesmen Pendidikan Nomor SP.DIPA-138.11.1.693262/2025.
Mengapa Ini Penting?
Tes Kemampuan Akademik (TKA) merupakan salah satu instrumen penting untuk memetakan kemampuan siswa secara nasional.
Soal yang baik akan menentukan sejauh mana keadilan akademik bisa diwujudkan. Di sinilah peran guru-guru Sulsel: mereka adalah arsitek intelektual di balik layar kemajuan pendidikan.
“Soal yang bagus bukan soal yang susah. Tapi soal yang bisa membedakan siapa yang paham dan siapa yang belum. Itu seni yang tak semua orang bisa,” ujar salah satu narasumber dari Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Sulsel.
Dari Makassar untuk Indonesia
Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan berharap hasil kegiatan ini menjadi kontribusi nyata bagi bank soal nasional yang valid dan siap digunakan pada TKA 2026.
“Sulsel siap menjadi pusat inovasi pendidikan di kawasan timur Indonesia,” kata Kepala Dinas Pendidikan Sulsel dalam sambutannya. “Kita tidak mau hanya ikut arus. Kita ingin memimpin perubahan.”
Semangat itu terasa di setiap sudut ruangan — dari meja panitia, layar proyektor, hingga lembar telaah soal. Setiap kata yang diketik adalah janji: bahwa guru-guru Sulawesi Selatan akan terus menyalakan obor pendidikan dari timur.
Penutup: Sebuah Pesan dari Pantai Losari
Di akhir sesi malam, beberapa guru duduk di lobi hotel, menatap langit Makassar yang temaram.
“Besok soal harus selesai,” ujar seorang guru muda sambil tersenyum. “Tapi ini bukan tentang deadline. Ini tentang masa depan anak-anak kita.”
Mereka lalu bertepuk tangan kecil — spontan, hangat, dan penuh arti.
Karena di Makassar, kota yang selalu hidup di antara ombak dan harapan, guru-guru hebat ini sedang menulis bab penting dalam sejarah pendidikan nasional.
Reporter: MDS/Rizal Noma
Editor: CELEBES POST
Lokasi: Hotel Dalton, Makassar
