![]() |
| Dokumentasi Celebes Post |
CELEBES POST, MEDAN, — Konflik internal Partai Amanat Nasional (PAN) mencuat ke permukaan setelah dua legislator dari partai berlambang matahari terbit itu disebut tengah bersaing sengit memperebutkan posisi Ketua Partai PAN. Pertarungan politik ini memantik kekecewaan masyarakat, yang menilai wakil rakyat justru abai terhadap persoalan yang sedang dihadapi warga di daerah pemilihan masing-masing.
Persaingan tersebut melibatkan Edwin Sugesti Nasution, anggota Komisi IV DPRD Medan dari Fraksi PAN, dan M. Paisal, anggota DPRD Sumut dari Fraksi PAN. Keduanya disebut memiliki ambisi besar untuk menduduki kursi pimpinan partai di wilayah Sumatera Utara.
Fokus Pada Kursi, Bukan Rakyat
Situasi ini dianggap ironis oleh banyak pihak. Di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang masih lesu, meningkatnya angka pengangguran anak muda, serta pelayanan publik yang dinilai belum optimal, para legislator PAN justru disorot karena berebut jabatan politik.
Masyarakat yang mengetahui persaingan internal tersebut menyampaikan rasa kecewa. Mereka menilai para wakil rakyat semestinya memprioritaskan tugas pokok dalam menyerap aspirasi publik, bukan fokus pada perebutan kekuasaan di internal partai.
Warga di berbagai kecamatan mengeluhkan banyak persoalan yang belum tersentuh, seperti:
-
pengangguran pemuda dan mahasiswa,
-
warga marjinal yang tidak memperoleh bantuan sosial,
-
akses BPJS gratis yang belum merata,
-
anak putus sekolah,
-
persoalan banjir yang terus berulang,
-
aliran air yang kerap mati,
-
lampu jalan mati dan memicu maraknya aksi pembegalan.
“Dewan itu fungsinya mendengarkan pengaduan masyarakat dan membantu menyelesaikan masalah. Bukan sibuk merebut kursi singgahsana,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Aktivis Sumatera: “Urus Dulu Rakyat di Dapil, Baru Bicara Jabatan!”
Aktivis Sumatera, Pitri Nst, turut angkat bicara menanggapi situasi memanas di internal PAN itu. Ia menegaskan bahwa wakil rakyat semestinya menjadikan keluhan masyarakat sebagai pedoman utama dalam bekerja.
“Saya minta tegas kepada kedua wakil rakyat, Edwin Sugesti Nasution dari DPRD Medan dan M. Paisal dari DPRD Sumut: fokus dulu bekerja untuk rakyat di dapil kalian masing-masing. Banyak warga yang masih terlantar, anak putus sekolah, air mati, banjir, hingga lampu jalan gelap yang membuat pembegalan marak. Jangan sibuk merebut kursi,” tegas Pitri.
Ia menilai perebutan jabatan yang terjadi justru menunjukkan bahwa kepentingan rakyat tidak lagi menjadi prioritas utama bagi para legislator tersebut.
“Berikan contoh yang bijaksana kepada masyarakat, bukan malah adu power demi kursi pimpinan partai,” tambahnya.
Peringatan Terhadap PAN: Citra di Mata Publik Terancam
Pengamat politik menyebut bahwa konflik internal yang terekspos ke publik dapat berdampak signifikan pada citra PAN, terlebih menjelang agenda politik penting dalam waktu dekat.
“Ketika masyarakat sedang menghadapi banyak tekanan sosial dan ekonomi, perebutan kekuasaan di internal partai justru dapat menurunkan tingkat kepercayaan publik terhadap wakil rakyat,” ujar seorang analis politik lokal.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari kedua belah pihak mengenai polemik perebutan jabatan tersebut.
Penutup
Polemik perebutan kursi Ketua PAN di Sumatera Utara kini bukan lagi sekadar isu internal partai. Masyarakat menilai wakil rakyat telah kehilangan fokus dan meninggalkan tanggung jawab utama mereka sebagai penyambung suara rakyat. Publik pun mendesak agar legislator kembali menjalankan fungsi pengawasan, pelayanan, dan penyerapan aspirasi sebagaimana amanat jabatan.
MDS — CELEBES POST
