Notification

×

Iklan

Iklan

POPCA IAI Sulsel: Menyalakan Semangat Baru Apoteker Muda untuk Berkarya dan Berorganisasi

Sabtu, 08 November 2025 | November 08, 2025 WIB Last Updated 2025-11-08T11:49:57Z
Dokumentasi Celebes Post 


CELEBES POST, Makassar - Di sebuah ruang berkapasitas sedang di Sekretariat PD IAI Sulawesi Selatan, Sabtu (8/11/2025) pagi itu, layar-layar laptop menyala bersamaan. Dari Makassar hingga Bone, dari kampus ke kampus, ratusan wajah muda tampak fokus menyimak layar Zoom. Mereka bukan sekadar peserta daring biasa — mereka adalah generasi baru apoteker Indonesia, yang bersiap menapaki jalan panjang profesi penuh tanggung jawab.


Itulah suasana Pengenalan Organisasi dan Pembinaan Calon Anggota (POPCA) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Sulawesi Selatan. Sebuah agenda tahunan yang kerap disebut sebagai “gerbang masuk” bagi apoteker muda sebelum benar-benar resmi menjadi bagian dari organisasi profesi   di dunia farmasi Indonesia itu.


Awal Sebuah Perjalanan Profesi


Sebanyak lebih dari 300 apoteker baru dari berbagai universitas di Sulsel — Unhas, UMI, Megarezky, UIN Alauddin, dan Universitas Almarisah Madani — mengikuti pembekalan yang digelar secara hybrid.
Bagi mereka, POPCA bukan sekadar kegiatan administratif. Di sinilah mereka belajar mengenal jati diri profesi apoteker.



“Menjadi apoteker bukan hanya soal ilmu obat, tapi juga soal tanggung jawab sosial dan moral kepada masyarakat,” ujar apt. Aminullah, S.Si., M.Pharm., Sc, Sekretaris PD IAI Sulsel, saat membuka kegiatan.
Kalimat itu terdengar sederhana, tetapi bagi banyak peserta muda, pesan itu menancap dalam.


Menumbuhkan Rasa Memiliki


Kegiatan POPCA menjadi ruang pertama bagi para apoteker muda untuk mengenal struktur organisasi IAI, mulai dari pusat hingga daerah, termasuk berbagai himpunan seminat seperti Hisfarsi (Farmasi Rumah Sakit), Hisfarkesmas (Farmasi Kesehatan Masyarakat), Hisfarin (Farmasi Industri), hingga Himastra (Obat Tradisional) dan Hiaskos (Kosmetika).


“Organisasi bukan hanya wadah, tapi rumah besar bagi kita semua,” ungkap apt. Andi Alfian, S.Si., M.Si, Ketua PD IAI Sulsel, saat menyambut para peserta.
Menurutnya, rasa memiliki terhadap organisasi harus ditanamkan sejak dini agar profesi apoteker di Indonesia terus tumbuh dengan nilai kesejawatan yang kuat.



Selama kegiatan berlangsung, peserta tidak hanya menerima materi teoretis, tetapi juga simulasi praktis layanan organisasi — seperti pengenalan aplikasi SiAp (Sistem Informasi Anggota Apoteker Indonesia), cara pengurusan STRA (Surat Tanda Registrasi Apoteker), dan layanan anggota di berbagai daerah.


Setiap materi disusun agar para apoteker baru memahami bahwa profesionalisme tidak berhenti di ruang kuliah atau laboratorium, melainkan terus diasah pp partisipasi aktif dalam organisasi.


Agar pembelajaran lebih bermakna, panitia juga menyiapkan pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman peserta. “Kami ingin setiap peserta tidak hanya hadir, tapi benar-benar paham dan bisa menerapkan nilai-nilai organisasi di dunia kerja nanti,” tutur Aminullah.


Dari POPCA, Lahir Apoteker Tangguh dan Inovatif


Ketua Umum Pengurus Pusat IAI, apt. Noffendri Roestam, S.Si, yang turut memberikan sambutan, mengingatka bahwa tantangan dunia farmasi kini semakin kompleks. Mulai dari transformasi digital kesehatan, pengawasan obat daring, hingga peran apoteker dalam penanggulangan bencana dan layanan kemanusiaan.


“Apoteker hari ini harus siap beradaptasi, inovatif, tapi juga tetap berpegang pada kode etik. POPCA adalah langkah awal untuk itu,” katanya.


Bagi banyak peserta, POPCA menjadi momen berharga. Salah satunya, Nurul, apoteker muda lulusan UIN Alauddin Makassar.
“Awalnya saya kira POPCA cuma acara formal, ternyata sangat membuka wawasan. Saya baru sadar betapa luas peran apoteker, dan betapa pentingnya ikut aktif di IAI,” ujarnya antusias.


Bukan Sekadar Seremoni


Bagi PD IAI Sulsel, PO Ki PCA bukan sekadar seremoni penyambutan anggota baru. Ini Adalah yaa pondasi investasi jangka panjang: mencetak apoteker yang tangguh, profesional, dan berjiwa kesejawatan — apoteker yang tidak hanya bekerja di balik meja farmasi, tapi juga peduli pada masyarakat dan bangsanya.


“Dari POPCA inilah kita membangun' yaa pondasi kuat bagi masa depan profesi. Karena apoteker yang hebat bukan hanya yang pintar, tapi juga yang mau belajar, berbagi, dan berkontribusi,” pungkas Aminullah.


Ketika layar Zoom mulai ditutup dan peserta satu per satu keluar dari ruang virtual, semangat itu masih terasa. POPCA telah usai, tetapi perjalanan baru saja dimulai — perjalanan panjang para apoteker muda untuk menjaga kesehatan bangsa, dari balik meja kerja, dari laboratorium, dari apotek, dan dari hati mereka sendiri.




MDS – CELEBES POST

Oleh: apt. Aulia Yahya, S.Si

Humas Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Sulawesi Selatan

Berita Video

×
Berita Terbaru Update