Notification

×

Iklan

Iklan

Revolusi Kampus Oranye: Mahasiswa UNM Desak Pengadilan Rektor, Tuntut Transparansi dan Keadilan Akademik

Rabu, 05 November 2025 | November 05, 2025 WIB Last Updated 2025-11-05T04:15:41Z
Dokumentasi Celebes Post 


Makassar, Celebes Post — Gelombang perlawanan moral kembali mengguncang kampus oranye. Ratusan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar aksi besar bertajuk “Revolusi Kampus Oranye: Adili Rektor UNM” pada Selasa, 4 November 2025, di depan Gedung Pinisi UNM. Aksi yang dimulai pukul 13.00 WITA itu menjadi simbol perlawanan terhadap penyimpangan kekuasaan dan ketertutupan birokrasi kampus.


Mengapa Aksi Ini Terjadi


Aksi ini dipicu oleh berbagai persoalan internal yang dinilai tak kunjung terselesaikan oleh pihak rektorat. Salah satunya adalah persoalan keterlambatan distribusi almamater mahasiswa baru yang telah melakukan pembayaran sejak awal Juli 2025 namun hingga kini belum diterima. Bagi mahasiswa, keterlambatan tersebut bukan sekadar masalah administratif, melainkan bukti lemahnya tata kelola kampus.


“Aksi yang kami lakukan adalah bentuk keresahan dari seluruh civitas akademika UNM. Banyak problematika yang tidak pernah tuntas diselesaikan. Salah satunya soal almamater yang hingga kini belum diterima oleh mahasiswa baru,” tegas Shelby, Jenderal Lapangan aksi tersebut, di hadapan massa yang memenuhi halaman Pinisi.


Siapa yang Terlibat dan Apa Tuntutannya


Aksi ini dikoordinir oleh Aliansi Mahasiswa UNM, yang menghimpun berbagai fakultas dan organisasi intra kampus. Dalam seruan resminya di akun @unmaliansimahasiswa, mereka mengajak seluruh mahasiswa bersatu melawan ketidakadilan dan menolak pembiaran terhadap penyimpangan kekuasaan di tubuh kampus.


“Kita berdiri bersama para korban tanpa syarat, tanpa kalkulasi politik. Ini soal keadilan dan keberanian membela korban, bukan melindungi pelaku,” tulis aliansi dalam unggahannya.


Para mahasiswa menuntut agar Rektor UNM yang dinonaktifkan segera diadili secara terbuka dan permanen, serta meminta transparansi penuh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam proses penunjukan Pelaksana Harian (PLH) Rektor.


Sikap terhadap PLH Rektor


Terkait penunjukan Prof. Farida dari Universitas Hasanuddin (Unhas) sebagai PLH Rektor UNM, Shelby menegaskan bahwa pihaknya belum melakukan kajian mendalam, namun tetap mendesak agar PLH bersikap objektif dan berani menuntaskan berbagai persoalan di internal kampus.


“Kami meminta kepada PLH untuk jeli dalam melihat problematika internal UNM dan segera menyelesaikannya. Kami juga mendesak Kemendikbudristek untuk transparan dalam proses pemilihan PLH,” ujarnya.


Apa yang Diharapkan Mahasiswa


Gerakan ini, menurut para mahasiswa, bukan semata-mata bentuk perlawanan terhadap figur, melainkan panggilan nurani untuk mengembalikan marwah dan citra akademik UNM. Mereka menilai, kampus yang seharusnya menjadi ruang intelektual kini justru tersandera oleh birokrasi dan kepentingan kekuasaan.


“Aksi ini bukan akhir, tapi awal dari perjuangan panjang kami. Kami akan terus mengawal sampai Rektor UNM yang dinonaktifkan benar-benar dinonaktifkan secara permanen,” tambah Shelby menegaskan sikap aliansinya.


Makna dan Dampak Aksi


Seruan aksi yang ditutup dengan kata “Alerta!!!” menjadi simbol peringatan dan kesiapsiagaan moral mahasiswa UNM. Mereka menegaskan bahwa perjuangan ini akan terus berlanjut hingga keadilan ditegakkan dan kampus kembali menjadi rumah intelektual yang bersih dari intervensi dan penyalahgunaan kekuasaan.


Dengan semangat solidaritas, mahasiswa UNM mengirim pesan tegas: revolusi kampus bukan hanya soal perlawanan, tetapi juga upaya menegakkan integritas akademik dan memperjuangkan masa depan pendidikan yang bermartabat.




Reporter: MDS
Editor: Celebes Post
Lokasi: Makassar, Sulawesi Selatan
Tanggal: 5 November 2025



Berita Video

×
Berita Terbaru Update