![]() |
| Dokumentasi Media Celebes Post |
CELEBES POST, MAKASSAR - Atas instruksi Komandan Satuan Brimob Polda Sulsel, Kombes Pol Muhammad Ridwan, S.I.K., M.H., personel yang tergabung dalam Batalyon A Pelopor di bawah pimpinan Kompol Mursalim, M.S.E., M.M. kini menjalankan peran yang jauh lebih luas dari sekadar pengamanan.
Menghapus Sekat, Membangun Kepercayaan
Alih-alih hanya menggelar patroli bersenjata, para personel Brimob kini berkumpul bersama anak-anak untuk belajar mengaji, duduk bersama warga untuk membersihkan lingkungan, hingga turun langsung membantu membangun penampungan air sumur umum yang menjadi kebutuhan mendesak pascakonflik.
![]() |
| Dokumentasi Media Celebes Post |
![]() |
| Dokumentasi Media Celebes Post |
![]() |
| Dokumentasi Media Celebes Post |
Kegiatan yang biasanya dilakukan lembaga sosial kini turut diambil alih oleh pasukan berseragam biru ini. Tujuannya sederhana: mendekatkan Brimob dengan masyarakat, serta mengembalikan rasa aman yang sempat hilang.
Seorang warga Lembo mengaku terharu melihat perubahan ini.
“Baru kali ini saya lihat aparat turun bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menenangkan. Anak-anak senang, kami pun merasa dihargai,” ujarnya.
Humanisme yang Mengalir Bersama Air Bersih
Di antara aktivitas yang paling menyentuh adalah pembangunan penampungan air sumur umum. Tidak sekadar infrastruktur, fasilitas ini menjadi simbol harapan baru bagi warga.
![]() |
| Dokumentasi Media Celebes Post |
![]() |
| Dokumentasi Media Celebes Post |
Kompol Mursalim menegaskan bahwa misi besar Brimob bukan hanya mengamankan wilayah, tetapi juga menyalurkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Kehadiran kami adalah untuk memastikan keamanan dan mempercepat pemulihan. Kami ingin membangun kembali rasa persaudaraan, seiring mengalirnya air bersih untuk semua,” ujarnya.
Pernyataan itu sejalan dengan pesan Dansat Brimob Kombes Pol Ridwan yang menekankan bahwa Brimob harus menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar pengawas situasi.
Patroli Dialogis, Pendekatan Baru Brimob
Brimob juga menerapkan metode patroli sambang dialogis, di mana setiap personel diwajibkan menyapa, mendengarkan, dan memahami keresahan warga. Pendekatan ini terbukti mempercepat pemulihan psikologis masyarakat pascakonflik.
Dari obrolan ringan di sudut gang hingga pertemuan spontan dengan tokoh masyarakat, Brimob mencoba merawat kembali hubungan sosial yang sempat terputus.
Lebih dari Aparat: Mereka Kini Sahabat
Pascaketegangan, yang tersisa biasanya adalah trauma. Namun di Lembo, warga mulai merasakan sesuatu yang lebih hangat. Anak-anak yang sebelumnya takut melihat seragam kini berlarian mendekat, menyodorkan kitab kecil untuk mengaji bersama para personel.
Bagi Brimob, momen-momen kecil seperti inilah yang menjadi bukti keberhasilan.
Brimob dan Masyarakat: Dua Kubu, Satu Tujuan
Sinergi yang terjalin di Lembo kini menjadi contoh bahwa keamanan yang hakiki tidak hanya tercipta melalui penegakan hukum, tetapi juga melalui sentuhan kemanusiaan. Brimob Polda Sulsel menunjukkan bahwa mereka tidak hanya siap berdiri di garis depan saat konflik pecah, tetapi juga berada di belakang masyarakat ketika ketenangan harus dipulihkan.
Apa yang dilakukan Brimob di Lembo bukan hanya tugas—ini adalah panggilan hati.
MDS — CELEBES POST





