Notification

×

Iklan

Iklan

Jerambah Gantung Dibersihkan Mahasiswa: Aksi Nyata, Bukan Sekadar Slogan

Selasa, 27 Mei 2025 | Mei 27, 2025 WIB Last Updated 2025-05-26T16:02:00Z
Mahasiswa Peduli Lingkungan, Mahasiswa Peduli Bangsa


Celebes Post Pangkalpinang, Bangka Belitung — Di balik gemuruh kota Pangkalpinang, ada kisah kecil yang memberi harapan besar. Di kawasan Jerambah Gantung, Kelurahan Tua Tunu—yang selama ini dikenal sebagai titik pembuangan sampah liar—pagi itu terlihat berbeda. Bukan karena hujan, bukan pula karena angin kencang. Tapi karena hadirnya sekelompok anak muda yang membawa semangat perubahan.


Mereka adalah mahasiswa Fakultas Hukum, didampingi dosen pembimbing Ibu Hanifa Intan Desiga, bersama Anak Duta Bakti Sosial dan organisasi mahasiswa (Ormawa). Dalam sebuah aksi yang diberi tajuk “Mahasiswa Peduli Lingkungan, Mahasiswa Peduli Bangsa,” mereka memilih turun langsung ke lapangan, bukan untuk demonstrasi atau orasi, tapi untuk mengangkat sampah yang selama ini diabaikan.


Lebih dari Sekadar Kerja Bakti


Apa yang mereka lakukan mungkin terlihat sederhana: memungut sampah plastik, mengangkat karung-karung kotoran, menyapu jalan, dan membersihkan saluran air. Tapi di balik setiap gerakan itu, tersimpan pesan besar—bahwa menjaga lingkungan adalah wujud cinta pada bangsa.


“Kami ingin memulai dari hal kecil. Kalau mahasiswa bisa peduli, kenapa tidak semua orang?” ujar Hanifa Intan Desiga, dosen yang tak hanya mengarahkan dari balik meja, tapi turut turun tangan memegang cangkul dan karung sampah.


Bagi mereka, Jerambah Gantung bukan sekadar lokasi kotor. Ia adalah simbol dari penyakit sosial bernama “acuh.” Sampah yang menumpuk bertahun-tahun mencerminkan rendahnya kesadaran kolektif, dan hari itu, mahasiswa ingin memutus rantai itu.


Jerambah Gantung: Luka Lama yang Dilupaka


Sudut-sudut Jerambah Gantung yang sebelumnya dipenuhi plastik, botol bekas, dan limbah rumah tangga perlahan berubah. Bau tak sedap masih tercium, tapi kini bersaing dengan semangat yang menyala. Warga yang awalnya hanya menonton, perlahan ikut membantu. Ada yang menyediakan air minum, ada pula yang turun ikut membersihkan.


“Sudah lama kami harapkan ada yang peduli. Pemerintah jarang ke sini. Tapi hari ini, mahasiswa datang. Kami jadi semangat juga,” kata Pak Salim, warga RT setempat, sambil menghela napas lega.


Menanam Nilai, Bukan Hanya Menyapu Sampah


Kegiatan ini bukan sekadar mengubah tampilan lingkungan. Ia menanamkan nilai. Nilai bahwa bangsa yang besar dimulai dari warganya yang tidak membuang sampah sembarangan. Bahwa kepedulian adalah mata kuliah yang harus dijalani di luar kelas.


“Kami ingin jadi bagian dari solusi, bukan cuma jadi pengamat. Dan kami yakin, perubahan itu menular,” ujar Dwi, salah satu mahasiswa peserta aksi, sambil menyeka keringat di dahinya.


Dari Tindakan Kecil Menuju Perubahan Besar


Mereka tidak membawa kamera mewah atau siaran langsung di media sosial. Mereka membawa niat, tenaga, dan harapan. Bahwa satu aksi bersih-bersih hari ini bisa memicu gerakan lebih besar besok. Bahwa slogan “Mahasiswa Peduli Lingkungan, Mahasiswa Peduli Bangsa” bukan sekadar tempelan spanduk, tapi pernyataan sikap.


Harapannya, langkah kecil di Jerambah Gantung menjadi pemantik kesadaran lebih luas di Kelurahan Tua Tunu. Bahwa lingkungan yang bersih, asri, dan nyaman bukanlah utopia. Ia bisa dicapai, jika semua orang mulai peduli, mulai dari rumah sendiri.


Dan di pagi itu, di antara tumpukan sampah dan tawa ringan anak-anak muda, harapan itu mulai tumbuh.



Oleh: Muhammad Farhan Dhika Dinata, Dwi Izzati

Editor: MDS – Celebes Post



Berita Video

×
Berita Terbaru Update