![]() |
Sejumlah Pemuda Jadi Penambal Jalan Provinsi Yang Rusak |
Celebes Post, Makassar – Malam itu, bukan petugas dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Selatan yang turun. Bukan pula kontraktor pemerintah. Tapi sekumpulan anak muda bersendal jepit yang mengangkat sekop, mengaduk semen, dan menambal lubang menganga di Jalan Dr. Ratulangi, tepat di depan SMA Nasional Makassar.
Mereka bukan pekerja proyek. Mereka adalah warga yang resah. Mereka bosan menunggu. Mereka marah karena korban terus berjatuhan.
"Sudah terlalu banyak yang jatuh di sini. Tidak ada yang peduli, jadi kami yang bertindak,” ujar RN, seorang driver ojek online yang juga ikut dalam aksi tambal jalan ini, Selasa (28/5/2025).
Lubang itu bukan sekadar lubang di aspal. Ia menjadi simbol: simbol dari ketidakpedulian, dari birokrasi yang lambat, dan dari sistem yang membiarkan warganya menjadi korban berulang kali.
![]() |
Akun Info Kejadian Makassar |
Viral di Media Sosial, Nyata di Lapangan
Video aksi ini dengan cepat menyebar di media sosial. Akun Instagram @info_kejadian_makassar menjadi salah satu yang pertama mengunggahnya. Dalam video tersebut, terlihat jelas warga berjibaku di tengah lalu lintas demi menambal lubang yang seharusnya jadi tanggung jawab pemerintah.
“Kalau bukan kita siapa lagi? Masa iya harus tunggu korban meninggal dulu baru diperbaiki?” tambah RN geram.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Belum Merespons
Celebes Post sudah mencoba menghubungi pihak Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Selatan. Hingga berita ini diturunkan, tak ada satu pun yang memberi tanggapan. Telepon tak diangkat. Pesan tak dibalas.
Warga bertanya-tanya: apakah pemerintah benar-benar tak tahu, atau pura-pura tidak tahu?
Bukan Kali Pertama
Jalan berlubang di jalan provinsi di Kota Makassar bukan kasus baru. Tapi yang membuat publik makin geram adalah ketika wargalah yang harus mengambil peran negara. Menambal jalan dengan biaya pribadi, tenaga sendiri, dan risiko keselamatan yang mereka tanggung.
Menurut pengamat tata kota, Muhammad Nur Rakhmat, S. H., M. H., fenomena seperti ini menjadi indikator gagalnya fungsi pemerintah.
“Ketika rakyat harus melakukan hal-hal yang seharusnya dikerjakan negara, itu tanda bahaya. Pemerintah harus segera bertindak, atau kehilangan legitimasi di mata publik,” ujarnya kepada Celebes Post.
Lebih dari Sekadar Jalan Rusak
Kasus ini bukan hanya soal infrastruktur yang bolong. Tapi tentang relasi antara rakyat dan negara. Tentang janji-janji pelayanan yang tak pernah ditepati. Tentang luka-luka kecil di lutut pengendara motor yang jatuh — dan luka besar dalam kepercayaan terhadap pemerintah.
Sampai kapan rakyat harus memperbaiki sendiri apa yang dirusak oleh kelalaian negara?
Redaksi Celebes Post menyerukan kepada Dinas PU Provinsi Sulawesi Selatan untuk segera turun tangan sebelum lebih banyak korban jatuh. Sebab jika jalan saja tidak bisa dijaga, lalu apa sebenarnya fungsi negara?
Reporter: MDS | Editor: Redaksi Celebes Post
Makassar, 28 Mei 2025