Notification

×

Iklan

Iklan

Warga Bontoala Diduga Jadi Korban Sindikat Penipuan Mobil Online, Oknum Diduga Polisi Ancam Gunakan Nama Jatanras

Sabtu, 28 Juni 2025 | Juni 28, 2025 WIB Last Updated 2025-06-28T15:26:17Z
Haris (36), mengaku menjadi korban penipuan


Makassar, Celebes Post – Dugaan sindikat penipuan secara daring kembali mencuat di Kota Makassar. Seorang warga Jalan Satangnga, Kelurahan Bontoala Parang, Kecamatan Bontoala, bernama Haris (36), mengaku menjadi korban penipuan yang mengakibatkan kerugian puluhan juta rupiah. Ironisnya, dalam kasus ini diduga melibatkan oknum aparat yang mencatut nama satuan khusus kepolisian, Jatanras.


Kepada wartawan Celebes Post, Jumat (27/6/2025), Haris mengungkapkan bahwa kasus bermula saat dirinya menjadi perantara transaksi mobil untuk mitra bisnis nya, Novri. Transaksi dilakukan setelah melihat unggahan di grup Facebook "Titip Gadai Makassar" yang menawarkan mobil Toyota Rush warna silver metalik.


“Tawaran mobil itu saya lihat langsung di grup. Pemilik akunnya, Joshua, menawarkan mobil dengan BPKB yang katanya digadaikan di KSP Marendeng, Toraja Utara, dengan nilai penebusan Rp36 juta,” ujar Haris.


Merespons tawaran itu, Haris menghubungi Joshua dan meneruskan informasi kepada Novri. Setelah sepakat, uang penebusan diserahkan langsung oleh Novri kepada Haris untuk diteruskan ke Joshua. Mobil pun diserahkan kepada mereka.


Namun, tidak lama setelah transaksi, Haris mencurigai sejumlah kejanggalan dalam dokumen kendaraan yang tidak lengkap. Bahkan, informasi dari pihak leasing menyebutkan bahwa mobil tersebut belum lunas.


“Yang bikin kami makin curiga, ternyata mobil itu kembali ditawarkan ke orang lain. Dengan alasan dan dokumen yang sama,” tambahnya.


Saat mencoba menelusuri lebih lanjut, Haris mengaku berkomunikasi dengan seseorang bernama Ito yang mengaku sebagai pemilik mobil. Ito kemudian memperkenalkan Haris kepada Oktavianus, yang disebut sebagai keluarga pemilik kendaraan.


Namun, komunikasi dengan Oktavianus justru berujung intimidasi. Haris mengaku mendapat tekanan dan ancaman agar datang sendiri ke lokasi yang ditentukan, tanpa saksi. Bahkan, saat ia meminta agar transaksi dilakukan di kantor polisi agar lebih aman dan sah, permintaan itu ditolak.


“Dia (Oktavianus) malah ancam, kalau saya tidak datang, akan minta Jatanras menjemput saya. Saya kaget, karena saya tidak merasa bersalah. Saya cuma minta transaksi dilakukan transparan,” tutur Haris.


Ia juga menilai tindakan Oktavianus sangat tidak pantas dan berbau intimidasi. “Saya tanya, dia tidak jelas bertugas di mana. Tapi saya tahu dari Telegram kalau dia ini petugas. Kalau memang petugas, kenapa pakai ancam nama Jatanras untuk urusan yang bukan pidana?” katanya heran.


Haris masih menyimpan berbagai bukti transaksi, termasuk kuitansi pembayaran dan rekaman video saat penyerahan uang dan mobil. Ia menegaskan akan menempuh jalur hukum jika tidak ada itikad baik dari pihak Joshua maupun Oktavianus.


“Kami hanya ingin hak kami dikembalikan. Jangan main ancam-ancam. Kalau memang tidak ada penipuan, selesaikan secara baik-baik,” tegasnya.


Permintaan Warga akan Perlindungan Hukum


Haris juga meminta kepada aparat kepolisian agar tidak membiarkan nama institusi digunakan untuk mengintimidasi warga sipil yang justru menjadi korban.



“Saya percaya polisi kita masih punya hati dan berdiri untuk keadilan. Tapi jangan biarkan oknum-oknum seperti ini mencoreng institusi,” harapnya.



Hingga berita ini diterbitkan, pihak yang disebut-sebut seperti Joshua, Ito, maupun Oktavianus belum memberikan klarifikasi. Sementara itu, Haris dan Novri menyatakan siap melaporkan kasus ini secara resmi ke kepolisian jika upaya mediasi gagal dilakukan.



Reporter: MDS

Editor: Redaksi Celebes Post

Berita Video

×
Berita Terbaru Update