Notification

×

Iklan

Iklan

Jembatan Neraka di Luwu Utara: Pemerintah Tutup Mata, Sungai Siap Telan Korban!

Selasa, 29 Juli 2025 | Juli 29, 2025 WIB Last Updated 2025-07-28T16:11:52Z

Kondisi Jembatan Yang memprihatinkan

Celebes Post, Luwu Utara, Sulsel — Di pedalaman Sulawesi Selatan, tepatnya di Desa Embonatana, Kecamatan Seko, berdiri sebuah jembatan kayu renta yang nyaris ambruk, namun tetap dilintasi setiap hari oleh warga. Di sinilah, warga bertaruh nyawa, bukan karena bencana alam, melainkan karena kelalaian sistemik pemerintah terhadap mereka.


Sudah puluhan tahun jembatan ini berdiri tanpa sentuhan pembangunan. Warga menyebut, jembatan itu sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Kini, kayu-kayunya keropos, papan-papan menganga, dan sungai besar mengalir deras di bawahnya—siap menelan siapa pun yang terjatuh.


“Kami lewat sini tiap hari, naik motor sambil berdoa. Kalau jatuh, tak ada yang bisa menolong. Sudah banyak motor yang rusak dan dibiarkan di tempat,” keluh seorang pengojek lokal, Minggu (27/7/2025).


Jejak Besi yang Terbengkalai




Yang membuat luka ini kian perih, adalah fakta bahwa pembangunan jembatan permanen sebenarnya sudah direncanakan. Pada masa kepemimpinan Gubernur Sulsel saat itu, Prof. Dr. Ir. Nurdin Abdullah, proyek penggantian jembatan kayu ke jembatan besi telah dimulai.


Material konstruksi seperti besi pancang, plat baja, dan rangka jembatan sudah dikirimkan. Warga sempat berharap: jembatan yang dulu hanya kayu, akan berubah menjadi struktur baja yang kokoh.


Namun harapan itu musnah seketika ketika Nurdin Abdullah ditangkap oleh KPK pada 2021. Proyek jembatan pun ikut terseret. Tidak ada tindak lanjut. Tidak ada penyelesaian. Tidak ada kepastian.


Kini, ratusan ton material proyek berserakan di semak-semak. Berkarat, terbengkalai, seperti janji pembangunan yang mati sebelum sempat hidup.


Dokumentasi di Lokasi

Dokumentasi di Lokasi

Dokumentasi di Lokasi

Dokumentasi di Lokasi

Dokumentasi di Lokasi 


“Kami Tidak Mati karena Alam, Tapi karena Diamnya Pemerintah”


Warga Desa Embonatana menyampaikan keluhannya dengan getir. Biaya logistik naik drastis. Untuk menembus medan berat menuju desa, biaya ojek bisa mencapai Rp1 juta sekali jalan. Lumpur setinggi lutut, tanjakan curam, dan suhu dingin menusuk membuat perjalanan ke desa ini seperti menembus lorong kematian.


“Saya sendiri naik ojek Rp1 juta hanya untuk sampai lokasi. Udara begitu dingin, tubuh menggigil, motor mogok, dan jalannya… luar biasa berat. Tapi saya datang karena saya tahu berita ini harus naik,” ujar MDS, jurnalis Celebes Post, usai meliput di lapangan.


Siapa yang Bertanggung Jawab?


Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan hingga hari ini belum memberikan keterangan resmi terkait kelanjutan proyek jembatan Seko. Tidak ada klarifikasi dari Dinas Bina Marga, tidak ada progres dari Cipta Karya, bahkan tidak ada kunjungan lapangan dari pejabat daerah.


Masyarakat bertanya: Apakah proyek ini mati bersama kasus hukum Nurdin Abdullah? Apakah nasib warga Seko tidak penting karena mereka tinggal jauh dari pusat kota?


Panggilan Kemanusiaan: Seko Menunggu Tangan Pemerintah


Jembatan di Embonatana bukan hanya penghubung dua sisi sungai. Ia adalah penghubung kehidupan. Di atas jembatan itu, ada petani yang membawa hasil panennya, anak sekolah yang menyeberang tiap pagi, dan ibu-ibu yang hendak berobat ke puskesmas.


Jika jembatan itu ambruk—maka nyawa bisa jadi harga yang dibayar.


Warga tak menuntut banyak. Mereka tidak menuntut jalan tol. Mereka hanya minta satu jembatan yang layak, yang tak memaksa mereka mempertaruhkan hidup setiap hari.


Kondisi Jalan Sebelum Jembatan 


Kondisi Jalan Sebelum Jembatan 


Kondisi Jalan Sebelum Jembatan 


Kondisi Jalan Sebelum Jembatan 


Kondisi Jalan Sebelum Jembatan 


Catatan Redaksi:

Jika Anda pejabat publik, anggota DPRD, atau pemangku kebijakan yang membaca berita ini, datanglah ke Seko. Jangan kirim janji, kirim aksi.

Dan jika Anda warga yang punya dokumentasi atau laporan serupa, silakan hubungi kami di 082396503048 atau melalui WhatsApp pengaduan Celebes Post. Mari suarakan keadilan pembangunan yang seharusnya milik semua warga negara.



Reporter: MDS
Editor: Redaksi Celebes Post
Tanggal Publikasi: Senin, 28 Juli 2025
Lokasi: Embonatana, Seko, Luwu Utara – Sulawesi Selatan

Berita Video

×
Berita Terbaru Update