![]() |
Rizal Rahman, SMAN 2 PANGKEP |
Makassar, Celebes Post — Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan (Disdik Sulsel) bersama SMAN 2 Pangkep memberikan klarifikasi atas tudingan dugaan mark up dalam proyek rehabilitasi sekolah di Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep, yang nilainya mencapai Rp2,034 miliar.
Tudingan yang muncul
Sebelumnya, lembaga yang menamakan diri Jaringan Anti Korupsi (Jangkar) menyebut adanya indikasi penyalahgunaan kewenangan dan dugaan kolusi dalam proyek tersebut. Tuduhan itu antara lain menyangkut pengerjaan yang disebut dilakukan sendiri oleh oknum dinas dan pihak sekolah, bukan melalui pihak ketiga.
Jawaban dari Disdik Sulsel
Menanggapi isu tersebut, pihak Disdik Sulsel menyatakan bahwa semua pelaksanaan pekerjaan telah berjalan sesuai mekanisme hukum dan aturan pengadaan barang dan jasa pemerintah.
“Kami menghargai setiap masukan masyarakat, tetapi penting untuk diketahui bahwa proyek ini telah melewati proses lelang resmi. Jadi tudingan bahwa pekerjaan dikerjakan langsung oleh pihak sekolah atau dinas tanpa penyedia jasa, tidak benar,” ujar perwakilan Disdik Sulsel, Jumat (26/9/2025).
Ia menambahkan, setiap pembangunan di lingkungan pendidikan tidak bisa dilakukan secara serampangan, melainkan wajib melewati mekanisme pengawasan dari konsultan perencana, konsultan pengawas, hingga evaluasi dari instansi terkait.
Pernyataan dari pihak sekolah
Kepala SMAN 2 Pangkep turut menegaskan bahwa pihaknya hanya berperan sebagai pengawas di lapangan agar pembangunan tidak mengganggu aktivitas belajar.
“Pekerjaan itu sepenuhnya ditangani oleh penyedia jasa yang ditunjuk resmi melalui Dinas Pendidikan. Kami di sekolah hanya memastikan agar kegiatan berjalan baik, bukan mengurus teknis maupun anggaran. Jadi tudingan keterlibatan langsung pihak sekolah itu tidak tepat,” jelasnya.
Sikap terhadap tuduhan
Disdik Sulsel menilai tuduhan yang beredar bisa memunculkan kesalahpahaman di tengah masyarakat. Meski begitu, mereka tetap memilih merespons secara terbuka dan mengedepankan asas transparansi.
“Kami tidak dalam posisi ingin berdebat, karena kami percaya pada mekanisme hukum. Jika memang ada pihak yang ragu, kami persilakan aparat berwenang untuk melakukan pemeriksaan. Semua dokumen pekerjaan kami siapkan,” tambah pejabat Disdik Sulsel.
Pandangan dari media pendidikan
Rizal Rahman, Pemimpin Redaksi Suara Pendidikan, menilai tudingan yang beredar seharusnya tidak disampaikan secara gegabah. Menurutnya, tuduhan tanpa dasar yang kuat justru dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan.
“Kami tentu mendukung pengawasan publik, tetapi jangan sampai pengawasan berubah menjadi fitnah. Tudingan mark up tanpa bukti yang sah bisa mencederai kredibilitas sekolah, dinas, dan bahkan menghambat semangat pembangunan pendidikan di daerah,” tegas Rizal Rahman.
Ia menambahkan bahwa lembaga pendidikan sebaiknya dijaga martabatnya. Jika ada dugaan penyimpangan, mekanismenya sudah jelas: laporkan ke aparat penegak hukum, bukan melempar opini ke publik tanpa data yang terverifikasi.
“Kami mengingatkan, isu semacam ini sangat sensitif. Kalau tidak hati-hati, yang jadi korban justru para siswa. Jangan sampai polemik ini hanya menjadi konsumsi politik atau kepentingan kelompok tertentu,” lanjut Rizal.
Closing Statement
Di akhir pernyataannya, Rizal Rahman mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi isu dugaan korupsi di dunia pendidikan.
“Mari kita kawal bersama pendidikan dengan cara yang benar. Jangan mudah terprovokasi oleh isu yang belum jelas kebenarannya. Biarlah aparat hukum bekerja sesuai kewenangannya, karena hanya putusan hukum resmi yang bisa menjadi rujukan kebenaran,” pungkasnya.
Menekankan keterbukaan
Disdik Sulsel menegaskan komitmennya terhadap prinsip transparansi dan akuntabilitas. Proyek rehabilitasi yang dilakukan, menurut mereka, bukan hanya untuk memperbaiki sarana prasarana sekolah, tetapi juga untuk menunjang kualitas pendidikan di Pangkep.
“Poin pentingnya adalah bagaimana pembangunan ini bisa bermanfaat untuk anak-anak didik kita. Jadi, jangan sampai isu yang belum jelas kebenarannya menutupi tujuan mulia dari program ini,” tutup pihak Disdik Sulsel.
@mds