![]() |
Aksi Jilid II, |
Makassar, Celebes Post – Desakan pencopotan Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof. Karta Jayadi, semakin menguat. Gerakan Pemuda Pemerhati Pembangunan Indonesia (GP3I) kembali turun ke jalan dalam Aksi Jilid II, Rabu (17/9/2025), menuntut Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) segera mengambil langkah tegas.
Bagi GP3I, keberadaan Prof. Karta Jayadi di kursi rektor bukan lagi persoalan internal kampus semata, melainkan sudah menjadi krisis moral dan kepercayaan publik. Dugaan keterlibatan sang rektor dalam kasus pelecehan seksual terhadap seorang dosen UNM dinilai mencoreng martabat dunia pendidikan dan melukai rasa keadilan masyarakat.
“Prof. Karta Jayadi sudah mempermalukan institusi pendidikan tinggi. Kami tidak akan diam dan bungkam melihat dunia kampus ternoda oleh perilaku tercela,” tegas Nurdin, Sekretaris Jenderal GP3I, saat berorasi di hadapan massa aksi.
Suasana demonstrasi Jilid II itu memanas. Spanduk berukuran besar bertuliskan “Copot Rektor UNM! Selamatkan Marwah Pendidikan!” dibentangkan di tengah jalan. Sorak lantang massa menggema, menyuarakan bahwa UNM adalah milik rakyat, bukan segelintir elit kampus.
Rifky, Jenderal Lapangan GP3I, menambahkan bahwa aksi ini bukan sekadar simbolik. Mereka menuntut Mendiktisaintek agar segera mengeluarkan keputusan pemberhentian. Menurutnya, mempertahankan Karta Jayadi hanya akan memperdalam krisis kepercayaan, baik di internal kampus maupun di mata publik.
“Jika tuntutan ini diabaikan, kami akan menggelar aksi yang lebih besar dengan konsolidasi bersama elemen mahasiswa dan pemuda lainnya. Jangan biarkan kampus negeri menjadi tempat berkembangnya budaya pelecehan seksual,” seru Rifky.
GP3I juga menegaskan bahwa langkah mereka adalah bentuk kontrol sosial dan moral. Mereka menilai kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret rektor UNM harus menjadi peringatan keras bagi semua pimpinan perguruan tinggi agar tidak menyalahgunakan kekuasaan.
Aksi Jilid II ini menjadi sinyal bahwa tekanan publik terhadap Mendiktisaintek kian sulit dibendung. Jika pemerintah pusat memilih berdiam diri, maka gelombang perlawanan dipastikan akan meluas dan menguat.
📝 Reporter: MDS – Celebes Post