![]() |
| Sebuah kecelakaan lalu lintas melibatkan mobil dinas TNI Angkatan Udara (AU) menewaskan seorang tukang becak kayuh berusia 75 tahun |
Makassar, Celebes Post — Suasana di Jalan Poros Gowa–Takalar mendadak mencekam pada Jumat (5/9/2025) siang. Sebuah kecelakaan lalu lintas melibatkan mobil dinas TNI Angkatan Udara (AU) menewaskan seorang tukang becak kayuh berusia 75 tahun. Korban, Sinyo Daeng Sila, sempat berjuang di rumah sakit sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
Peristiwa nahas itu berlangsung sekitar pukul 13.50 WITA di Dusun Taborong, Desa Bontoala, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa. Jalur tersebut dikenal ramai karena menghubungkan Takalar dan Gowa, dengan lalu lintas kendaraan besar yang kerap padat pada jam siang hari.
Kendaraan dinas Mitsubishi Expander bernomor registrasi 204-02 dikemudikan oleh Serda AT (22), seorang oknum anggota TNI AU. Mobil itu melaju dari arah Kabupaten Takalar menuju Sungguminasa. Sementara korban, Sinyo Daeng Sila, adalah pengayuh becak sepuh yang kesehariannya menggantungkan hidup dari jasa transportasi tradisional tersebut.
Diduga pengemudi mobil dinas hilang kendali saat berada di lokasi kejadian. Kendaraan itu kemudian menabrak bagian belakang becak kayuh yang tengah dikendarai korban. Tubuh renta Sinyo terpental, membuatnya mengalami luka serius berupa patah tulang rusuk dan kaki. Ia segera dilarikan ke RSUD Syekh Yusuf, namun meski mendapat perawatan intensif, nyawanya tidak tertolong.
Sejumlah warga yang berada di lokasi kejadian menyebut insiden ini berlangsung sangat cepat. “Mobil itu melaju kencang, tiba-tiba langsung menghantam becak dari belakang. Kakek itu terlempar, kami semua kaget dan panik,” tutur RM, seorang warga setempat.
Warga lainnya, NM, tak kuasa menahan tangis melihat kondisi korban. “Kasihan sekali kakek itu, dia sehari-hari mengayuh becak untuk mencari nafkah. Tidak sangka akhirnya meninggal dengan cara seperti ini,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Sinyo Daeng Sila dikenal warga sekitar sebagai sosok yang ramah dan pekerja keras. Meski usianya sudah senja, ia masih setia mengayuh becak demi menafkahi istri dan cucunya yang tinggal bersamanya di rumah sederhana.
“Beliau sering bilang, selama masih bisa kayuh becak, selama itu juga dia akan terus bekerja. Katanya tidak mau jadi beban untuk keluarga,” ungkap SY, tetangga korban.
Bagi keluarga, kepergian Sinyo bukan hanya meninggalkan duka, tetapi juga menghilangkan tumpuan ekonomi rumah tangga. Sehari-hari, penghasilannya dari becak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan dan sekolah cucunya.
Satlantas Polres Gowa bersama Ditlantas Polda Sulsel langsung bergerak cepat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mengamankan barang bukti, serta berkoordinasi dengan Polisi Militer (POM) TNI AU untuk proses hukum selanjutnya.
Kasatlantas Polres Gowa, AKP Muhammad Muaz, membenarkan tragedi maut tersebut.
“Peristiwa lakalantas ini akan ditangani secara profesional sesuai prosedur hukum yang berlaku dan selanjutnya akan diserahkan ke Polisi Militer (POM) TNI AU,” ujarnya saat dikonfirmasi via telepon.
Kecelakaan ini menimbulkan duka mendalam, sekaligus sorotan publik, karena melibatkan kendaraan dinas militer dan menewaskan rakyat kecil yang tengah mencari nafkah. Bagi warga sekitar, insiden ini bukan hanya soal kecelakaan, tetapi juga gambaran ketidakadilan sosial: seorang kakek yang masih bekerja keras demi menghidupi keluarga justru harus meregang nyawa akibat kelalaian di jalan raya.
Hingga berita ini diturunkan, jenazah korban telah disemayamkan di rumah duka, sementara aparat kepolisian menegaskan bahwa proses hukum akan berjalan transparan dengan melibatkan pihak POM TNI AU.
@mds/ddl
