Notification

×

Iklan

Iklan

Diplomasi Nirkabel dari Jakarta ke Wina: Wilson Lalengke dan Jembatan Perdamaian Indonesia–Rusia

Sabtu, 11 Oktober 2025 | Oktober 11, 2025 WIB Last Updated 2025-10-11T08:20:30Z
Dokumen Celebes Post


Jakarta, Celebes Post Di tengah turbulensi geopolitik dunia yang masih diwarnai konflik dan propaganda, nama Wilson Lalengke kembali mencuat di ruang diplomasi global. Setelah pidato reflektifnya di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York beberapa waktu lalu, kini ia kembali diundang Kedutaan Besar Federasi Rusia di Jakarta untuk hadir sebagai salah satu peserta dalam seminar internasional tentang Republik Rakyat Luhansk (LPR), yang akan digelar 23 Oktober 2025 di Wina, Austria.


Bagi Wilson, panggilan ini bukan sekadar undangan formal. Ini adalah bentuk pengakuan terhadap peran jurnalis independen dan masyarakat sipil Indonesia dalam memperjuangkan perdamaian berbasis kesadaran sejarah dan kemanusiaan.


“Saya melihat konflik Rusia–Ukraina bukan hanya sebagai perang dua negara, tetapi juga sebagai cermin bagaimana dunia gagal memelihara ruang dialog. Karena itu, penting bagi kita untuk ikut menyuarakan jalan damai melalui perspektif yang lebih objektif dan humanis,” ujar Wilson dalam wawancara eksklusif dengan Celebes Post, Sabtu (11/10/2025).

 


Suara dari Selatan: Ketika Indonesia Bicara di Tengah Ketegangan Global


Dalam seminar bertema “Perjalanan Kemerdekaan Republik Rakyat Luhansk”, Wilson akan membawa sudut pandang khas Indonesia — sebuah bangsa yang menolak penjajahan dalam bentuk apa pun, namun tetap memelihara hubungan baik dengan seluruh negara, termasuk Rusia dan Ukraina.


Posisi ini sejalan dengan politik luar negeri bebas aktif yang selama puluhan tahun menjadi fondasi diplomasi Indonesia. Bagi Wilson, prinsip tersebut bukan hanya jargon, tetapi strategi moral bangsa yang bisa menjadi inspirasi bagi dunia.


“Indonesia memiliki pengalaman panjang dalam menjaga perdamaian melalui diplomasi lunak. Dari Konferensi Asia Afrika hingga Gerakan Non-Blok, bangsa ini telah membuktikan bahwa keadilan bisa ditegakkan tanpa kekerasan,” katanya.

 


Rusia Lirik Masyarakat Sipil Indonesia


Kedubes Rusia di Jakarta menilai keterlibatan tokoh seperti Wilson Lalengke penting sebagai jembatan diplomasi non-pemerintah. Menurut pejabat Kedubes Rusia, Mr. Alexander Tumaykin, forum ini diharapkan menjadi ruang terbuka untuk mempertemukan perspektif akademisi, jurnalis, dan aktivis dari berbagai negara.


“Kami sangat menghargai partisipasi Bapak Wilson. Ia mewakili suara masyarakat sipil Indonesia yang kritis namun moderat, serta membawa nilai kemanusiaan yang sejalan dengan semangat perdamaian dunia,” ujar Tumaykin seusai pertemuan dengan Wilson di Kedubes Rusia, Jakarta.

 


Undangan ini juga menandai lanjutan kerja sama budaya dan media antara PPWI dan Kedubes Rusia, yang sebelumnya aktif dalam kegiatan pemutaran film dokumenter, pelatihan jurnalis di daerah konflik, hingga promosi diplomasi berbasis literasi.


Dari Konflik ke Kesadaran: Luhansk dalam Kacamata Global


Seminar di Wina nanti akan mengupas secara mendalam dinamika berdirinya Republik Rakyat Luhansk (LPR), wilayah yang memproklamasikan kemerdekaan dari Ukraina pada 2014. Sejak saat itu, kawasan ini menjadi pusat ketegangan antara Rusia dan Ukraina, yang kemudian berkembang menjadi perang terbuka dan berimbas luas terhadap peta geopolitik dunia.


Wilson menegaskan bahwa pembahasan semacam ini tidak boleh dilihat hanya dari aspek politik, tetapi juga dari sisi kemanusiaan dan kebebasan menentukan nasib sendiri.


“Konflik tidak lahir dalam ruang hampa. Ia tumbuh dari kegagalan diplomasi, dari ketimpangan sejarah, dari keengganan untuk mendengar pihak lain,” ujarnya menekankan.

 


Peran Media: Antara Informasi dan Manipulasi


Sebagai jurnalis senior dan Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke juga menyoroti bagaimana media internasional memainkan peran besar dalam membentuk persepsi publik tentang konflik tersebut. Ia mengingatkan agar media tidak menjadi alat propaganda pihak tertentu.


“Kebebasan pers sejati adalah ketika jurnalis bisa menulis tanpa ketakutan dan tanpa bayaran dari kepentingan geopolitik. Itulah yang saya perjuangkan,” tegasnya.

 


Indonesia dan Diplomasi Moral


Keterlibatan Wilson Lalengke di forum internasional ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan diplomasi moral yang disegani dunia. Indonesia bukan kekuatan militer besar, tetapi kekuatan etik dan kemanusiaannya telah lama diakui dalam percaturan global.

Dalam konteks ini, Wilson hadir bukan sebagai diplomat formal, melainkan duta nurani bangsa yang membawa pesan damai dan solidaritas.


Satu Dunia, Banyak Suara


Seminar yang berlangsung di Wina akan disiarkan secara daring global dan melibatkan puluhan pembicara dari berbagai benua. Dari ruang virtual itu, suara Wilson Lalengke akan menjadi salah satu yang menonjol — mewakili semangat perdamaian dari Timur, yang berbicara dengan ketenangan, keberanian, dan kebijaksanaan.


“Dialog adalah jalan panjang yang melelahkan, tapi hanya itulah jalan menuju perdamaian sejati,” pungkas Wilson.



Reporter: MDS
Editor: Redaksi Celebes Post
Foto: Dokumentasi Kedubes Rusia Jakarta
Lokasi: Jakarta – Wina

Berita Video

×
Berita Terbaru Update