![]() |
Ilustrasi |
Makassar, Celebes Post — Dugaan adanya upaya sabotase ekonomi terhadap Indonesia oleh Malaysia dan sekutunya mencuat ke permukaan. Serangkaian temuan intelijen ekonomi menunjukkan adanya pola penggalangan dan distribusi ilegal yang diduga dilakukan secara terstruktur di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan, dengan tujuan melemahkan fondasi ekonomi nasional serta membuka jalan bagi penguasaan Selat Makassar.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh dari sumber intelijen pertahanan, Malaysia dan sekutunya disebut telah menempatkan agen-agen ekonomi di berbagai sektor strategis Indonesia. Mereka diduga menggunakan cara halus melalui program bantuan ekonomi mikro ilegal dan subsidi terselubung terhadap masyarakat pesisir Makassar. Langkah ini disebut sebagai bentuk pendekatan sosial untuk membangun pengaruh dan membuka akses terhadap data serta kebijakan ekonomi Indonesia.
“Mereka berusaha mengambil hati pihak-pihak tertentu di Indonesia yang punya kekuatan tidak terlihat oleh negara. Strategi ini sudah disusun dengan sangat rapi,” ujar salah satu sumber intelijen pertahanan, Jumat (11/10/2025).
Menurut informasi, kegiatan penggalangan tersebut juga melibatkan pertemuan-pertemuan tertutup di sejumlah tempat strategis di Makassar, salah satunya disebutkan akan berlangsung di Hotel Claro. Pertemuan itu diduga akan membahas posisi Selat Makassar dan peluang Malaysia untuk memperluas pengaruh ekonominya di kawasan timur Indonesia.
Situasi Nasional Dimanfaatkan
Dugaan operasi intelijen ini dikabarkan memanfaatkan situasi nasional yang sempat tidak stabil. Momentum demonstrasi besar beberapa waktu lalu, yang hampir berujung pada kondisi darurat militer, disebut menjadi celah yang digunakan Malaysia dan sekutu untuk memperkuat jaringan ekonominya di Indonesia.
“Ketika negara sibuk dengan kekacauan internal, itulah saat yang tepat bagi operasi intelijen ekonomi asing untuk masuk dan memperluas pengaruhnya,” ungkap sumber pertahanan lain yang menolak disebutkan namanya.
Dari hasil surveilans yang dilakukan, tingkat kerawanan Indonesia terhadap upaya pengambilalihan Selat Makassar diperkirakan mencapai 70 persen, terutama akibat lemahnya sistem perlindungan ekonomi mikro dan kebocoran data pertahanan ekonomi nasional.
Pengelolaan Data Pertahanan Jadi Kunci
Sumber pertahanan menyarankan agar pemerintah tidak merespons situasi ini dengan konfrontasi terbuka, melainkan melalui penguatan sistem data pertahanan nasional. Pendekatan ini dinilai lebih efektif untuk menangkal infiltrasi tanpa menimbulkan instabilitas ekonomi baru.
“Perlawanan terhadap sabotase ekonomi tidak selalu harus dibalas dengan kekuatan fisik. Yang lebih penting adalah konfrontasi diam — memperkuat sistem data ekonomi dan melindungi masyarakat dari arus subsidi ilegal,” tegasnya.
Selain itu, pemerintah diminta untuk memberikan perhatian khusus terhadap pemulihan ekonomi mikro masyarakat di wilayah Makassar dan Sulawesi Selatan. Sektor ini dinilai menjadi titik paling rawan dimasuki oleh jejaring Malaysia dan sekutu karena lemahnya sistem hukum dan pengawasan keuangan daerah.
Ancaman Nyata di Balik Ekonomi Mikro
Jejaring ekonomi Malaysia dan sekutu disebut telah menembus hingga ke lingkar masyarakat ekonomi kecil. Melalui skema bantuan dan akses data pertanahan, mereka diduga memanfaatkan situasi masyarakat yang tertekan secara ekonomi untuk memperluas pengaruhnya.
Jika dibiarkan, kondisi ini berpotensi menggerus kedaulatan ekonomi nasional dan membuka peluang Malaysia serta sekutunya untuk menegosiasikan posisi strategis atas Selat Makassar di masa depan.
Namun, bila sistem pertahanan ekonomi Indonesia segera diperkuat dan kebijakan hukum ditegakkan dengan adil, peluang Malaysia dan sekutu untuk memenangkan “perang senyap” ini dapat digagalkan.
Reporter: MDS/SJL – Celebes Post