![]() |
Aksi Unjuk Rasa skandal moral yang menyeret nama Rektor Universitas Negeri Makassar |
Makassar, Celebes Post — Polemik terkait dugaan skandal moral yang menyeret nama Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) kian memanas. Isu pencopotan semakin menguat setelah beredar bukti percakapan pribadi yang diduga melibatkan sang rektor dengan sejumlah perempuan selain Ibu Q. Fakta ini menambah daftar panjang sorotan publik terhadap integritas pimpinan kampus terbesar di Kawasan Timur Indonesia tersebut.
Ketua Gerakan Pemuda Pemerhati Pendidikan Indonesia (GP3I), Dimas, menilai situasi ini sudah berada di titik krisis. Ia mendesak Ketua Senat UNM untuk segera mengambil langkah tegas agar marwah universitas tidak semakin tercoreng.
“Kami menemukan bukti-bukti baru berupa percakapan rektor dengan beberapa perempuan selain Ibu Q. Fakta ini memperkuat alasan mendesak Senat UNM agar tidak tinggal diam. Jangan sampai persoalan moral ini memperburuk citra universitas yang harusnya menjadi teladan publik,” tegas Dimas kepada wartawan, Kamis (2/10/2025).
Mengapa Senat UNM Harus Bergerak Cepat?
Dimas menekankan, pengabaian terhadap kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan rektor akan berdampak serius pada wibawa akademik. Lebih dari itu, hal tersebut berpotensi meruntuhkan kepercayaan publik terhadap dunia pendidikan tinggi.
“Ini bukan sekadar masalah pribadi. Ini menyangkut moral, integritas, dan kehormatan lembaga pendidikan. Kalau pimpinan kampus tidak mampu menjaga wibawa akademik, bagaimana mahasiswa bisa percaya pada institusi?” ujar Dimas.
Tekanan Massa Meningkat
GP3I memastikan akan terus mengawal kasus ini hingga ada tindakan nyata dari Senat UNM maupun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dimas menegaskan, jika kementerian tidak segera bertindak, pihaknya siap mengerahkan massa aksi lebih besar.
“Sinyal pencopotan rektor makin kuat. Jika Senat dan Kemendikbudristek tak kunjung mengambil langkah tegas, kami akan turun dengan kekuatan penuh. Saat ini sudah ada sekitar seribu orang massa aksi yang siap bergerak menuju Jakarta untuk menggelar demonstrasi di depan kantor Kemendikbudristek,” kata Dimas.
Ancaman Krisis Kepercayaan Publik
Polemik ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana mungkin seorang rektor yang seharusnya menjadi simbol akademik dan teladan moral, justru terjerat dalam kasus yang mencederai nilai pendidikan? GP3I menilai, jika kasus ini dibiarkan, bukan hanya nama UNM yang rusak, tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan di Sulawesi Selatan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Senat UNM belum memberikan keterangan resmi terkait langkah yang akan diambil. Sementara itu, publik menanti sikap tegas kementerian untuk memutus polemik yang kian meluas.
Celebes Post – MDS