![]() |
| Galeri Foto Rewako FM Bersama Satlantas Polres Gowa |
CELEBES POST, Gowa — Di sebuah studio sederhana Rewako Radio 100,4 FM, Selasa sore (25/11/2025), suasana mendadak hening ketika pembicaraan memasuki satu titik: tentang nyawa, tentang keluarga, dan tentang betapa rapuhnya keselamatan di jalan raya. Satlantas Polres Gowa hadir bukan hanya untuk menyampaikan aturan, tetapi membuka mata masyarakat bahwa di balik setiap helm yang dikencangkan, ada seorang ibu, ayah, atau anak yang menunggu kepulangan mereka.
Hadir sebagai narasumber, IPTU Ahmarullah Syahran, KBO Satlantas Polres Gowa, bersama IPDA Sumiati Syam, S.H., Kanit Kamsel serta personel Unit Kamsel dalam program Talk Show & Live Streaming Rewako FM. Mereka mengupas pelaksanaan Operasi Zebra Pallawa 2025, yang kini memasuki hari ke-9, dengan pesan mendalam: keselamatan bukan sekadar imbauan, tetapi perasaan yang dirasakan semua keluarga.
“Kecelakaan itu Tidak Pernah Diundang”
Dalam suara yang tenang namun dalam, IPTU Ahmarullah mengungkapkan bahwa operasi ini dilakukan bukan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk mencegah duka yang tidak perlu.
“Setiap hari kami melihat hal yang sama… ada keluarga yang menangis karena seseorang yang mereka cintai tidak pulang. Dan yang menyedihkan, sebagian besar bermula dari pelanggaran kecil yang dianggap sepele,” ungkapnya.
Ia menceritakan, berkali-kali polisi menemui keluarga yang bahkan tidak sempat mengucapkan selamat tinggal. Anak yang menunggu ayahnya pulang bekerja. Ibu yang menyiapkan makan malam untuk putranya. Suami yang menunggu istrinya kembali dari pasar. Semuanya berakhir dalam kabar duka yang datang terlalu cepat.
Itulah sebabnya, kata Ahmarullah, operasi ini dilakukan dengan pendekatan edukatif agar masyarakat bisa memahami bahwa keselamatan bukan hanya soal aturan, tetapi tentang kehidupan.
Delapan Pelanggaran yang Sering Mengubah Bahagia Menjadi Duka
Dengan bahasa yang sederhana, IPDA Sumiati menjelaskan delapan pelanggaran yang menjadi prioritas Operasi Zebra. Namun kali ini, ia menyampaikannya dengan menyorot sisi kemanusiaannya:
-
Menggunakan ponsel saat berkendara—hanya satu detik melihat layar, satu nyawa bisa melayang.
-
Pengendara di bawah umur—anak-anak belum selesai mengenal dunia, jangan biarkan mereka mempertaruhkan nyawa di jalan.
-
Motor berboncengan lebih dari satu orang—berbahaya, tak hanya bagi mereka, tapi juga bagi pengguna jalan lain.
-
Tidak memakai helm SNI dan penggunaan knalpot brong—helm melindungi kepala, melindungi masa depan.
-
Berkendara di bawah pengaruh alkohol—kehilangan kendali berarti mempertaruhkan nyawa orang lain.
-
Melawan arus—jalan pintas yang bisa mengakhiri hidup.
-
Kendaraan ODOL dan TNKB tak sesuai aturan—risiko besar di jalan raya.
-
Mengemudi melebihi batas kecepatan—karena kecepatan tinggi tidak selalu berarti cepat sampai, kadang justru tidak sampai sama sekali.
“Setiap pelanggaran punya cerita. Dan kebanyakan berakhir bukan dengan marah, tetapi dengan air mata,” tutur Sumiati.
ETLE: Teknologi yang Membantu Melindungi
Satlantas Polres Gowa juga mengedukasi warga mengenai ETLE, kamera tilang elektronik yang bertugas bukan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk memastikan semua pengendara diperlakukan sama. Tanpa emosi, tanpa kompromi, hanya fakta dari rekaman.
Sistem ini diharapkan membuat masyarakat lebih sadar bahwa peraturan bukan musuh, tetapi pelindung.
Pesan Terakhir: Pulanglah dengan Selamat
Di akhir acara, suara IPTU Ahmarullah sempat bergetar ketika menyampaikan pesan penutup:
“Saya hanya ingin mengajak seluruh masyarakat… ketika berada di jalan, ingatlah bahwa ada seseorang yang sedang menunggu kepulangan Anda. Jangan biarkan mereka menunggu dengan air mata.”
Sosialisasi melalui radio ini dipilih karena menjangkau masyarakat luas—dari sopir angkot, pekerja pabrik, ibu rumah tangga, hingga pelajar. Satlantas Polres Gowa berharap pesan keselamatan ini tidak hanya didengar, tetapi direnungkan.
Karena keselamatan bukan tentang polisi dan pelanggar.
Bukan tentang razia dan tilang.
Keselamatan adalah tentang kehidupan:
tentang keluarga yang menunggu, tentang masa depan yang ingin dicapai, tentang harapan yang ingin terus hidup.
@mds/BaraMakassar_
